Mohon tunggu...
Maria Margaretha
Maria Margaretha Mohon Tunggu... Guru - Guru SD. Blogger.

Teaching 1...2...3. Knowledge is a power. Long Life Learner

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Berburu Pekerjaan

24 November 2013   14:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:44 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ibu bisa mulai mengajar 1 September ini," kata HRD dari sekolah XXX. Itulah pekerjaan mengajar saya sesuai ijazah, pertama kalinya. Tahun 2001, tepatnya di atas kopaja 86, pemberitahuan lewat telpon itu satya dapatkan. Mencari kerja, tidak selalu mudah. Apalagi buat fresh graduate seperti saya saat itu, ditambah lagi sebenarnya saya memiliki kekurangan yang harus saya akui, baru saya sadari belakangan. Saya melamar di sekolah XXX karena kebetulan ada lowongan yang saya lihat di warta gereja, dan seorang kakak tingkat yang menolong memberikan informasi, walaupun ia tak berjanji. Saya mengikuti prosedur, baik test tertulis maupun psikotest dan wawancara. Sebenarnya saya ragu bisa lolos, karena saat psikotest, saya nyaris pingsan kedinginan di ruangan itu. Untung setelah diberi teh panas, saya bisa menyelesaikannya. Dalam test tertulis umumnya diberikan essay, karena lowongan adalah guru tentunya seputar alasan menjadi guru dan trik bila menghadapi siswa. Agak susah, karena memang belum mengajar di sekolah formal. Untungnya saya memang guru sekolah minggu di gereja. Ini membantu karena berkaitan dengan mengajar. Saya dikontrak hingga Juni 2002 waktu itu. Ternyata setelah masa kontrak berakhir diputuskan tidak dilanjutkan, karena kekurangan yang tak saya sebutkan di atas. Saya merasa keputusan diberikan dengan fair, sehingga saya berburu pekerjaan kembali. Saya tidak mampu mengisahkan semua perburuan pekerjaan yang saya lakukan. Panjang, dan sejujurnya, saya selalu mendapatkan pekerjaan sesuai dengan ijazah saya yaitu mengajar. Belakangan ini saya berburu pekerjaan melalui Jobsdb, Kompaskarier, dan karir.com. Satu kisah menarik adalah saat saya mengajar di Kalimantan Barat, dan karena kesehatan yang kurang baik, memutuskan kembali ke kota besar, saya melamar pekerjaan melalui internet. Beberapa panggilan wawancara saya dapatkan, yang harus saya reject karena masih di pedalaman. Untungnya ada satu sekolah yang memberikan wawancara secara telepon, lalu mengirim form aplikasi melalui email. [caption id="attachment_280014" align="aligncenter" width="300" caption="email dari HRD"][/caption] [caption id="attachment_280008" align="aligncenter" width="300" caption="Aplikasi ini kebetulan berbahasa Inggris. Sebetulnya bahasa Inggris saya pas-pasan. Modal saya, nekat."]

1385279140980715103
1385279140980715103
[/caption] Saya mengirim kembali form tersebut setelah saya isi, lalu diwawancara sekali lagi oleh koordinator kurikulum menggunakan bahasa Inggris, dan saya diberi penawaran melalui email. Setelah saya konfirmasi bersedia menerima penawaran tersebut melalui email, saya menerima tiket pesawat. Kebetulan sekolah tersebut berada di Sumatera, tepatnya di Batam. [caption id="attachment_280012" align="aligncenter" width="300" caption="Ini email konfirmasi, yang memerlukan balasan saya jika saya menerima penawaran mereka."]
13852794051800942257
13852794051800942257
[/caption] Saat itu sebenarnya ada kecemasan, apakah ini benar-benar asli sekolah. Tetapi, saat tiba di Bandara Batam, dan dijemput oleh mobil sekolah, melihat sekolah itu, barulah saya percaya bahwa, memang saya memperoleh pekerjaan mengajar sungguhan. (sempat khawatir penipuan walaupun semua menggunakan logo dan kop dan stempel sekolah.) Saat itu, saya sempat mengobrol dengan 2 teman yang diterima bersama saya, apakah prosedur mereka sama dengan saya? Ternyata tidak. Mereka semua melalui tahapan tatap muka wawancara. Saya satu-satunya yang wawancara melalui telepon. Sampai saat ini, saya masih terkagum-kagum dengan kemudahan yang saya peroleh melalui internet. Saya bisa mendapatkan pekerjaan yang baik, hanya dengan telepon dan email. Kalau ingin kerja, tetaplah berusaha. Setiap peluang bisa jadi akan berhasil, itulah kunci saya mendapatkan pekerjaan. Tips saya: 1. Bekerjalah, karena ingin berbagi, bukan garena gaji. Kalau memang belum sesuai dengan minat, tetaplah usahakan sebaik mungkin, sebab siapa tahu apa yang akan terjadi. 2. Usahakan, agar selalu bersedia memberi lebih banyak, dengan menampilkan kesungguhan saat  melamar kerja walaupun lewat email. Bisa jadi, ada keberhasilan yang sama seperti yang saya alami. 3. Jangan putus asa, bila kualifikasi belum memenuhi, mungkin ada kelebihan lain yang menonjol yang bisa membantu dalam perburuan kerja. IPK saya tidak tinggi, bahasa Inggris saya juga pas-pasa-an, tetapi, saya bisa mendapatkan pekerjaan impian karena saya mau berusaha. Salam semangat Berbagi melalui karya di masyarakat dalam kerja Maria Margaretha

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun