Mohon tunggu...
Maria Margaretha
Maria Margaretha Mohon Tunggu... Guru - Guru SD. Blogger.

Teaching 1...2...3. Knowledge is a power. Long Life Learner

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Berbuat dari yang Kecil: Taman Bacaan "Kasidah"

4 Agustus 2015   21:32 Diperbarui: 4 Agustus 2015   21:59 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="aturan di taman bacaan Kasidah. Tertib itu perlu banget."][/caption]Perjalanan saya ke Jambi, adalah perjalanan yang mungkin biasa dilakukan teman-teman kompasianers. Saya sering ditanya, apakah tidak akan menyesal meninggalkan Jakarta? Apakah yakin mau meninggalkan Jakarta? Jambi itu kota kecil, apa bisa betah? Apa tidak takut panasnya?

Semua pertanyaan tersebut telah saya dapatkan jawabannya. Benar, saya baru 2 minggu berada di Jambi, namun saya merasa tidak menyesal. Hal-hal yang membuat saya tidak menyesal adalah kesempatan-kesempatan baru yang tidak terpikirkan saat saya berada di Jakarta. 

Teman Kompasianers yang pernah membaca buku saya guru plus atau cerita saya dalam artikel-artikel di kompasiana ini sebelumnya mungkin mengetahui bahwa di antara keberadaan saya di Jakarta, saya pernah meninggalkannya untuk beberapa saat. Tahun 2008 saya sempat tinggal di dusun Ngabang Kalimantan Barat selama 7 bulan dan berfungsi sebagai guru matematika di kelas 3,4,5 SD di sana. Tahun 2009-2010, saya sempat mengajar di Batam, di sebuah sekolah berwawasan internasional dan tahun 2010-2011, saya sempat tinggal di Bandung sebagai guru Indonesian Studies untuk sekolah berwawasan internasional juga. Memang sejak 2011-2015 ini saya kebanyakan berada di Jakarta. 

Pengalaman berada di Batam dan Bandung agak sulit untuk saya komparasikan dengan berada di Jambi atau Kalimantan Barat. 

Batam dan Bandung memiliki kecenderungan kota besar yang individualis menurut saya, walaupun mungkin Bandung masih lebih bernuansa lebih baik dari Batam. Jambi dan Kalimantan Barat memiliki kesamaan menurut saya. 

1. Cuaca yang panas.

Cuaca di Kalimantan Barat, panas. Dusun saya dilewati bus menuju Kuching, namun waktu yang diperlukan ke Kuching cukup panjang. Tidak ada sarana hiburan. Toko yang ada hanya mini market sebesar Indo Maret. Entahlah kalau sekarang. Kalau mau ke minimarket tersebut saya harus berkendara lebih kurang 30 menit. Kendaraan umumnya serupa truck dan kadang saya harus berbagi tempat dengan karet. Baunya? Yah demikianlah, saya tak mampu membuat deskripsinya. 

Cuaca di Jambi, sama panas. Kelebihannya Jambi adalah kota, dan tempat tinggal saya adalah ibu kota provinsi. Syukurlah. Sepengetahuan saya hanya ada 1 Gramedia di kota ini, yang saya pernah kunjungi. Untung masih ada Gramedia. Angkot jarang. Warna angkot menunjukkan arah yang kita tuju. Syukurnya juga angkot ini benar-benar angkutan umum/mobil,bukan truck atau pick up yang dimodifikasi seperti di Kalimantan waktu itu. Namun demikian angkotnya lamaaaaa sekali. Tanpa kendaraan pribadi, akan sangat repot. Motor adalah kendaraan yang umum. Ojek motor banyak. Ongkos menggunakn ojek dan angkot hampir sama. Di dusun Kal Bar dulu ojek tak sebanyak di Jambi.

2. Jaringan Internet 

Seorang teman lain dari dusun di Kal Bar mengingatkan saya sebelum menanda tangani perjanjian kerja, kamu kan sekarang aktif sekali menulis? Koneksi internetnya bagaimana nanti? Waktu saya di Kalimantan Barat, memang akses internet adalah masalah yang cukup besar. Namun bisa diatasi dengan jaringan Telkomsel yang cukup baik di sana. Saya mencoba optimis dengan jaringan di sini. Separah-parahnya, kalau terpaksa, mungkin pakai Telkomsel lagi, walau saya tahu itu yang termahal. Mungkin membatasi akses dunia maya juga baik buat saya. Namun demikian kekuatiran teman saya itu tidak terbukti. Sejauh ini saya sudah menulis kurang lebih 7 artikel, dengan beberapa foto, dan semuanya terunggah dengan baik. Jadi, yang belum saya coba hanya hang out dengan kompasiana TV. Pengen juga tahu apakah masih sebaik itu jaringannya. 

Kembali pada judul, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun