Mohon tunggu...
Maria Margaretha
Maria Margaretha Mohon Tunggu... Guru - Guru SD. Blogger.

Teaching 1...2...3. Knowledge is a power. Long Life Learner

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar Dyslexia dari Film Wonderful Life

12 Oktober 2016   14:36 Diperbarui: 12 Oktober 2016   18:37 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai seorang guru di sekolah, menemukan anak dengan kesulitan belajar sesungguhnya adalah hal yang biasa. Namun demikian menangani anak anak dengan kesulitan belajar yang beraneka, membutuhkan kerja yang panjang dan konsisten.

Sejak menonton trailer Wonderful Life di Senayan JCC saat menyambangi Indonesia Internasional Book Fair 2016, Minggu, 3 Oktober, saya sangat berharap dapat menonton film ini. Dalam kesempatan itu, pak Maman Suherman mengundang Ibu Amalia Prabowo, seorang yang memutuskan meninggalkan pekerjaannya demi mendampingi anak nya Aqil yang menderita dyslexia, yang menginspirasi film ini.

Tertarik sekali, dan sangat senang saat mendapatkan undangan gala premiere film ini 10 Oktober lalu. DAN. TIDAK KECEWA.

[caption caption="Para pemeran film di studio 5"][/caption]

Dalam Gala Premiere yang dihadiri oleh Dr. Harry Darsono, yang pernah menyandang dyslexia juga, ia menghibur para undangan juga dengan tampilan permainan piano yang mempesona. Harry Darsono menyatakan bahwa tidak ada anak yang bodoh, Setiap anak mempunyai kelebihannya sendiri. Beliau menyoroti kurangnya adaptasi sekolah memberi bantuan pada anak anak semacam ini.

Wonderful Life adalah film tentang perjalanan ibu dari seorang anak penyandang disleksia. Mengadaptasi novel terbitan Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) berjudul sama, cerita film ini berasal dari Amalia Prabowo, ibu dari Aqil yang didiagnosis disleksia. Aqil tidak pandai dalam pelajaran akademik. Ia menyenangi kegiatan menggambar dan mewarnai.

[caption caption="Aqil, diperankan oleh Sinyo"]

[/caption]

Selain dimainkan oleh Atiqah dan Sinyo, film tersebut melibatkan beberapa artis lainnya, antara lain, Lydia Kandou, Alex Abbad, dan Putri Ayudya.

Film yang sangat menarik dan layak ditonton baik anak maupun orang tua. Beberapa hal yang bermanfaat juga bagi orang tua agar tidak menuntut banyak dari anak anak mereka dan menyadari keunikan setiap anak.

Film ini memberikan edukasi mengenai disleksia, yaitu kesulitan membaca dan menulis yang dialami Aqil. Film ini tidak hanya menghibur namun sarat akan muatan positif tentang bagaimana memahami dunia anak, tentang bagaimana menerima kekurangan seorang anak dengan melihat kelebihannya. Film ini memberikan dorongan pada orangtua untuk lebih perhatian kepada anak. Hal lain yang juga terlihat dalam film ini adalah pentingnya kerja sama guru dan orang tua dalam menangani anak anak dengan kesulitan belajar ini. (walaupun kerja sama orang tua dan sekolah adalah mutlak dalam pendidikan secara umum)

Akting pemain terlihat natural dan memikat. Beberapa hal yang menurut saya walau lucu, namun agak kurang pas adalah kejadian saat Ibu Amalia makan di warung dan ternyata dompetnya tertinggal. Penyelesaiannya, walau lucu menurut saya kurang memuaskan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun