Mohon tunggu...
Maria Margaretha
Maria Margaretha Mohon Tunggu... Guru - Guru SD. Blogger.

Teaching 1...2...3. Knowledge is a power. Long Life Learner

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Sabtu Pagi Bersama Owner Kopi Tertua di Bogor, Bah Sipit Kacamata

5 Agustus 2023   22:02 Diperbarui: 5 Agustus 2023   23:08 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebagian hadiah kopi yang membuat senyum lebarDokumentasi Sukma

Kopi dikenal sebagai emas hitam. Sebagai penikmat kopi, saya merasa gembira dapat mengikuti kegiatan bincang preneur yang digagas komunitas KPK dan Vlomaya, Sabtu, 29 Juli yang lalu. Kegiatan yang bertempat di taman samping kedai kopi Bah Sipit Kacamata Di Jalan Empang Bogor ini diikuti oleh 15 Kompasianer bersama 2 Admin Komunitas, Bozz Madyang dan Kang Bugi. 

Acara yang dijadwalkan dimulai pukul 09.30, sedikit molor karena menunggu semua kompasianer lengkap. Untungnya, sembari menunggu kami disuguhi Kopi Bah Sipit, roti gambang dan kue kering. Untungnya pula, para kompasianer hampir semuanya tepat waktu sehingga acara segera dimulai dengan moderator Kang Bugi dari Komunitas Vlomaya yang memperkenalkan narasumber cantik yang ternyata adalah penerus Kopi Bah Sipit. 

Dok:KangBugi
Dok:KangBugi

Jadi Teh Nancy, narasumber kami ini segera mulai berkisah mengenai Kopi Bah SIpit Kacamata ini. Awalnya Teh Nancy juga sempat bimbang untuk meneruskan usaha ini, setelah kakeknya meninggal. Namun demikian, berkat dukungan keluarga akhirnya kedai kopi dan usaha ini diteruskan juga. Usaha yang awalnya dimulai di tahun 1925 ini bertahan dengan kegigihan Teh Nancy. Sebagai Ibu yang bekerja tentunya perlu memiliki kecakapan membagi waktu. Apalagi, rumahnya yang berada di Tangerang Selatan, dan tempat usaha di Bogor. 

Bah Sipit, adalah panggilan Babah Yoe Hong Keng, pemilik awal kedai kopi ini. Beliau adalah kakek dari Teh Nancy. Keberadaan Kedai Kopi ini di kawasan mayoritas Arab membuatnya lebih dikenal dengan sebutan Bah Sipit.

Kopi Bah Sipit dan kedainya di Jalan Empang ini benar-benar nampak jadul, mulai dari pintu sampai furniture. Namun rasa kopi yang kucicipi pagi itu memang berbeda. Tidak hanya pahit namun juga tersisa rasa gurih yang enak. Teh Nancy menyebutkan bahwa kopi ini dibuat dari biji kopi saja. Tidak dicampur apapun. 

Harga kopinya juga terjangkau. Sampai-sampai salah satu kompasianer sempat terkejut mendengarnya. Beberapa kompasianer sempat ngobrol pengen jadi reseller. Tidak heran, bahwa kopi ini tak jarang dibeli dan dibawa sebagai oleh oleh ke manca negara. 

Kemasan kopi juga bervariasi, ada model jadul dengan kertas kopi yang berwarna coklat, ada juga kemasan baru. Bahkan ada pula kemasan sachet sekali minum, tanpa gula maupun dengan gula. Bahkan tersedia juga minuman kopi dalam botol. Saya mencoba kopi hitam sachet tanpa gula dan benar benar terasa enak, bisa minum sampai tetes terakhir, menyitir ucapan Blogger Udik, Mas Andrie.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Tempat pemrosesan kopi ini memang di Jakarta, namun pengemasannya dilakukan di Bogor. Pembelian biji kopi dilakukan di perkebunan kopi dari Lampung. Keseruan bertanya bahkan mendengarkan cerita teh Nancy membuat kompasianers seakan tak ingin berhenti bertanya. Namun karena waktu, akhirnya Kang Bugi memberikan kenang-kenangan pada Teh Nancy. Teh Nancy juga memberikan hadiah bagi 3 penanya yang berkesan. Senangnya aku kebagian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun