Sebagai guru SD saya terbiasa makan makanan ringan dan makan siang bersama anak anak. Terutama jika saya mendapatkan kelas kecil. Kelas 1-3. Biasa orang tua sering menitipkan anaknya saat awal tahun ajaran.Â
" Miss, titip anak saya ya, tolong supaya makan sayurnya."
"Miss, tolong anak saya diingatkan habiskan makanannya ya!"Â
"Miss, tolong dong anak saya susah makan sayur. Bantu nasehati!"
Mengingat pesan pesan tersebut, kebiasaan saya saat makan adalah duduk bersama mereka dan menunjukkan menu makanan saya. Saya selalu mengekspos sayur dan buah yang ada di kotak bekal saya.Â
Jadi kadang kalau anak makan sayur dan habis mereka bangga menunjukkan pada saya bahwa mereka juga makan sayur. Saya tidak lupa memberi bintang di reward wall biasanya dengan menjelaskan di kelas, mengapa saya memberi reward.Â
Nutrisi erat kaitannya dengan kemampuan akademis menurut saya. Siswa yang sehat dapat belajar dengan baik dan perkembangan otaknya juga baik. Siswa tersebut bisa mencapai prestasi akademik optimal.Â
Masalah menghabiskan makanan, biasanya saya memeriksa jumlah makanan yang dibawakan. Terkadang ada orang tua yang membawakan makanan menunya Karbohidrat semua dan banyak. Saya sempatkan memberitahu orang tua bahwa sebaiknya anak diberi menu lebih bervariasi. Mohon maaf jika anak tidak habis makanannya. Begitu juga menu fastfood. Biasanya saya mendiskusikan saat pertemuan pribadi seperti penerimaan raport tengah semester.Â
Saat ini saya mengajar di kelas 5 SD. Ini termasuk kelas besar di mana anak biasanya tidak duduk makan dengan guru. Tetapi saya membiasakan menyempatkan duduk makan bersama mereka setiap kali keluar makan siang setelah mengajar.Â
Otomatis imbauan makan sayur dan menikmati buah adalah hal yang tak luput saya tuturkan.Â
Menjadi contoh adalah point penting dalam memilih nutrisi bagi anak.Â
Anak tidak bisa hanya diimbau makan  makanan sehat. Anak tidak bisa hanya belajar pentingnya nutrisi bagi kesehatan diri mereka. Walaupun di kelas 5 ada tema makanan sehat, tapi, belajar dan menerapkan adalah hal berbeda.Â
Anak anak perlu contoh. Siapa? Selain orang tua di rumah, guru adalah model lain untuk ditiru bagi mereka.Â
Pelajaran sekolah mungkin memberi mereka pengetahuan zat zat penting bagi kesehatan. Tetapi, tetap dalam penerapan perlu kerja sama antara guru dan orang tua.Â
Perhatian saya tentang nutrisi bagi anak ini lahir dari banyaknya anak dengan berat badan kurang dan tinggi kurang di usia mereka yang diikuti oleh tinggimya ketidak hadiran karena sakit. Bukan hanya itu, saya juga menemukan anak anak sekolah dengan obesitas yang mencemaskan.Â
Menjadi contoh dan teladan adalah pilihan tepat dalam mempengaruhi anak memilih nutrisi yang baik.Â
Seperti juga minum. Saya membiarkan anak anak mengetahui saya minum minimal 2 liter air setiap hari. Agar mereka meniru saya. Tidak hanya dengan memberikan pelajaran mengapa air dibutuhkan manusia, hewan dan tumbuhan tetapi juga memberikan contoh.Â
Kebersamaan saat makan juga memudahkan anak melihat contoh dari saya. Menanamkan pengaruh tanpa kata kata bisa berlangsung hanya dengan mengizinkan anak melihat piring sehat saya.Â
Piring sehat saya adalah 1/4 nasi, dengan sayur kurang lebih sama, lauk dan buah juga.Â
Apa piring sehatmu?
Yuk cukupi nutrisi kita untuk generasi yang lebih baik.Â
Salam edukasi
Maria Margaretha.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H