Minggu, 13 Januari 2019 jam 4 sore lalu saya menghadiri sebuah konser musik klasik yang sangat berkesan. Konser musik klasik ini didedikasikan untuk Ismail Marzuki, seorang musisi nasionalis Indonesia yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia melalui jalur seni.Â
Konser ini bukan melulu tentang musik, namun juga ada penampilan pencerita yang berkisah tentang cerita rakyat terkenal dari Sumatera Barat, Malin Kundang yang membuat saya sempat berkaca kaca karena penceritaan yang mendalam. Pencerita dengan alunan suara menyesuaikan dengan cerita benar benar memukau dan iringan musik juga membuat semakin penulis terbawa. Lagu Gelang Sipatu Gelang, mengalun cepat dan lambat sesuai irama cerita. Saya baru tahu ada musik yang dimainkan sedemikian rupa. Tak heran bahwa sang Komposer, Ananda Sukarlan memang seorang musisi berkelas.Â
Konser yang dihadiri duta duta besar negara sahabat dan menteri luar negeri Republik Indonesia ini bukan hanya berkelas dalam sajian musik, namun juga merupakan pertunjukan milenial karena sang Komposer tidak keberatan dengan hadirin yang memposting IG story dalam konser ini. Tak hanya itu, konser ini juga menyajikan buku acara elektronik berbentuk PDF yang jelas mendukung Go Green, dengan meminimalkan penggunaan kertas.Â
Menyaksikan langsung antusiasme para hadirin menyaksikan konser tersebut hingga akhir tak ayal membuat rasa bangga muncul di hati saya.Â
Bagaimana tidak, ini adalah lagu lagu nasional dan cerita rakyat Indonesia yang disajikan dengan kelas internasional dan gaya klasik. Keren. Keren sekali.
Mengulas tentang para pemusik, tak kalah luar biasanya. Bagaimana tidak, lima musisi yang tampil adalah lulusan akademi musik muda usia yang bertalenta dan membuat penonton terpesona.
Konser amal Jakarta New Year's Concert 2019 "Millennial Marzukiana" ini adalah sebuah persembahan cinta dari Kaya.ID dan Ananda Sukarlan terhadap sang maestro Ismail Marzuki. Saya menikmati pertunjukkan seri "Concerto Marzukiana" yang dibawakan oleh Ananda Sukarlan Orchestra bersama dengan lima musisi millennial kebanggaan Indonesia ini dengan puas.
Bagi saya, yang paling berkesan adalah bahwa pertunjukan ini Indonesia banget. Harga tiket yang saya dengar mencapai 500K termurah hingga lebih dari 1.5 tak membuat kursi kosong yang menunjukkan bahwa musik klasik masih diminati dan bahkan banyak penonton bersedia antri untuk berfoto dengan para musisi.
Rasanya seperti memberi makan jiwa saat mendengar permainan musik Ismail Marzuki dalam komposisi klasik yang dibawakan dalam acara ini. Berbagai perasaan bercampur aduk. Ada keharuan, kebanggaan dan juga semangat bercampur menjadi satu.Â