Beberapa waktu lalu bersama Komunitas KOMIK, saya nobar film Rompis. Nobar ini digelar beberapa saat setelah film dirilis.Â
Sayangnya, saya tidak tahu apakah film ini masih di layar atau tidak. Di Go Tix sih sudah tidak terlihat.Â
Film ini diberi rating 13 tahun ke atas. Walaupun demikian saya berharap jika ada remaja 13 tahun menonton akan lebih baik bersama orang tua.

Di Belanda, Roman mengalami kesulitan karena kendala bahasa dan juga tersendat dalam perkuliahannya. Walaupun dia sudah berusaha ada mata kuliah yang membuatnya kesulitan.Â
Roman bertemu dan bersahabat dengan Meira, seorang mahasiswa Pascasarjana yang membantunya dalam tugas tugas karena ingin Roman membuat puisi untuknya di hari ulang tahunnya.Â
Apa daya, saat ulang tahun Meira justru Wulan berkunjung ke Belanda dan Roman melupakan janjinya.Â
Film ini membuat saya terpesona pada keindahan alam yang menjadi latar cerita. Negeri Belanda dengan bunga bunga, dan kanal kanal yang ada memang mempesona, bukan?Â
Ada juga sejumlah kelucuan yang khas remaja dalam percakapan Roman dan sahabatnya. Gaya berbahasa yang menarik menurut saya.Â
Konflik yang dibangun dalam film tidak mendalam. Sebatas kecemburuan antara Wulan dan Meira, serta urutan prioritas bagi remaja.Â
Apakah Rompis bisa dijadikan hiburan? Tentu. Walaupun saya tidak yakin harus menggolongkan Rompis pada kategori film remaja SMA atau justru film mahasiswa.Â
Masa masa peralihan dari SMA ke kuliah memang merupakan masa yang tidak mudah.Â