Perspektif Kompasiana Nangkring yang baru berakhir pukul 10.45 malam ini sungguh luarbiasa. Bagaimana tidak, acara ini langsung dilaksanakan oleh Bapak Menteri Perdagangan RI, Enggartiasto Lukito. Beliau didampingi beberapa pejabat lain dari kementeriannya. Namun secara keseluruhan yang berbicara dan menanggapi tanya jawab dengan kompasianers adalah Bapak Menteri sendiri.Â
Sejak tiba di auditorium kementerian perdagangan, Bapak Menteri Enggar yang sudah berusia 67 tahun ini tak segan menyapa, serta melayani permintaan berfoto dari para kompasianers, termasuk saya, dan mbak Glory Ojong, moderator acara. Sembari menikmati santap malam khas cirebon, beliau mempromosikan berbagai makanan yang tersedia. Mulai dari tahu gejrot, sate kalong, nasi jamblang, sampai empal gentong. Sajian santap malam kementerian perdagangan ini memang disengaja bertema kota kelahiran pak Menteri.Â
Acara ngobrol perdagangan bersama menteri perdagangan ini memang sedikit mundur dari jadwal yang juga sudah mundur. Tadinya, direncanakan acara akan dilaksanakan pukul 15.0 tetapi diundur jam 18.00, sehingga saya yang tadinya tidak mendaftar karena berbenturan dengan jam kerja akhirnya sempat mendaftar dan disetujui bisa mengikuti. #senangbanget. #ketemulagisamakompasianers. Ternyata dari jam 18.00 mundur lagi sampai jam 19.00, dan baru makan malam, yang kemudian pak Enggar baru datang. Jam 19.30 acara ngobrol baru dimulai. Sekitar 50an kompasianers dengan tekun menyimak penuturan pak Enggar, mulai dari promosi dan penjelassn beliau perihal kuliner khas kotanya, hingga perjalanan karir pak Enggar sebelum menjadi menteri. Pak Enggar juga menuturkan bagaimana amanat Presiden Jokowi pada kementerian Perdagangan.Â
Menjadi menteri di era Presiden Jokowu ini dikatakan bukan hal mudah, dan ini bukan pertama kali saya dengar. Tapi mendengar penuturan pak Enggar, kata Mas Andrie Kompasianers Blogger Cikeas, dituliskan di blogpost bisa jadi 10 tulisan katanya, karena luasnya materi yang dibicarakan.Â
Pak Enggar menuturkan bagaimana kondisi perdagangan saat ini dan bahwa ada surplus ekspor namun juga masih ada hal-hal yang mengkhawatirkan seperti bahwa ekspor ini ditopang dua komoditas utama kelapa sawit dan batubara sebenarnya kurang sehat. Beliau menyitir bahwa perlu dilakukan diversifikasi ekspor seperti produk garment atau furniture sebagai bentuk usaha untuk lebih menyehatkan perdagangan sendiri.Â
Pak Menteri juga berbicara perihal berbagai jenis impor yang menjadikan beliau bahan bully an secara politik karena melakukannya, namun tetap dilakukan juga untuk memastikan supply pasar bagi masyarakat kecil. Bahasan juga mencakup upaya beliau mengatur perdagangan gula, minyak dan daging. Bahkan perihal pasar tradisionalpun dibahasnya.Â
Jawaban yang diberikan Pak Enggar pada 14 penanya Kompasianers (kalau saya ngga salah hitung) dengan berbagai hal yang berhubungan dengan perdagangan, baik waralaba, pasar tradisional, sampai bit coin lengkap itu.Â
Tidak terasa waktu berlalu dalam perbincangan seru. Setelah sesi tanya jawab dan closing speech Pak Enggar, diumumkan pemenang kompetisi twitter dan instagram yang hadiahnya diserahkan langsung oleh pak Enggar, dan penyerahan plakat kompasiana oleh mas Isjet COO Kompasiana, acara ditutup dengan foto bersama kompasianers, pada jam 10.30.Â
Namun demikian pak Enggar masih melayani kompasianers yang pengen selfie dan foto bersamanya. Tak hanya itu ternyata, setelah kompasianers bubar saya sempat mendengar bahwa beliau masih akan melayani wawancara. Duh pak, energetic sekali ya.Â
Salam,