“Ya, Gina bilangnya sebenarnya lebih seneng ke gua!”
Lupus menjentikkan jari, dan tertawa ngakak.
Dayat menunggu perkembangan. Ia merasa tak kuat berhadapan dengan cowok yang mesti diakui banyak bisanya. Bersaing dari segi apa pun kagak menang lawan Lupus.
“Trus?”
“Trus apa?”
“Ya, kamu seneng kan kalau Gina ngomong gitu…..”
Dayat diam.
“Jujur aja.”
Dayat menimbang. Ini jenis jebakankah? Ia berpikir keras.
Tak disangka, Lupus menghampirinya, dan kemudian merangkul. Dengan tidak basa-basi. Terkesan hangat. Bersahabat.
“Gina sudah menimbang, ia ingin lebih deket sama kamu, Daaayyy ….”