Bandung Lautan manusia di Jalan Asia-Afrika, Braga, Cikapundung, Alun-alun dan sekitarnya pada Sabtu malam Pasca KAA 60. Dan wajah-wajah mereka sumringah. Kalaupun tak tergelak, tawa lepas, kadang senyum-senyum. Ada sebagian yang berpelukan sebelum dan setelah selfie.
“Iji, dua, tilu …!” klik, klik!
Pemandangan berfoto, baik memotret diri sendiri, dipotret secara bersama adalah bagian penting warga mengekspresikan kebahagiaannya. Dan itu bukan cuma oleh warga Bandung kota saja, yang umumnya memberi aba-aba atau tanda dalam berfoto dengan gadgetnya: iji, dua, tilu atau satu-dua-tiga. Gayanya bisa macam-macam. Sambil meloncat dan dibarengi ucapan yup-yihaa-huuu-cis, atau mengacungkan salam dua jari perdamaian, dan sejenisnya. Secara bebas. Ya, di seputaran Jalan Asia-Afrika, dengan gedung-gedung jadulnya atau depan gambar tokoh-tokoh Asia-Afrika di April 1955.
Photoin dong.... doc.MM
“Saya milih di depan Nelson Mandela,” jawab Rike saat disodori pertanyaan. “Dia tokoh hebat dan pernah ke sini, sepuluh tahun lalu.”
“Tapi dia nggak ikut KAA 1955, Teh!” sergah Anita, temannya.
“Apa iya?” gadis berambut sebahu itu ragu.
Lalu mereka tertawa.
Dan itu tidak penting. Karena malam Minggu (25/4) itu bisa berbaur di antara entah berapa ribu orang yang memadati perempatan Jalan Tembong ke ujung Jalan Asia-Afrika, berujung di Alun-alun, depan BRI. Dari jalan itulah sejarah April 1955 para tokoh Asia-Afrika berjalan. Tak cuma jalan, tentu. Karena seperti yang termaktub dalam Dasa Sila Bandung itu mereka “melawan” dan “mencoba” bisa berbicara lebih luas di antara negara-negara lain yang merasa lebih maju. Gedung-gedung itu masih ada dan terawatt itu menjadi saksi sejarah, dan bisa menjadi bagian Indonesia Travel tahun 2015 ini.
Hotel Savoy Homann salah satu obyek mereka berselfie. Setidaknya, mereka tahu itulah tempat di mana para delegasi KAA bermalam, dan bangunan itu masih kukuh berdiri, berarti lebih dari enam puluh tahun. Berkesan jadul, tapi tetap anggun. Apalagi di sekitarnya ditata dan dihias untuk enam puluh tahun peringatannya dalam acara begitu semarak, meriah dan terukur. Gambar-gambar tokoh Asia-Afrika berderet dengan wajah sumringah pula.