Buku ini sungguh menarik, dimiliki dan dihadiahkan bagi pasangan atau ibunda.
Judul buku : 25 Kompasianer Wanita Merawat Indonesia
Pengarang : 25 Kompasianer Wanita
Penerbit     : Peniti Media
Tebal         : 154 halaman + vi
ISBNÂ Â Â Â Â Â Â Â Â Â : 978-979-95712-6-7
Cetakan 1Â Â : Maret 2014
Ada apa dengan wanita? Kompasianer wanita memang bukan sembarang wanita. Ketika saya bergabung menulis di kompasiana tahun 2013, bulan Juni tanggal enam, untuk pertama kalinya, saya hanya ingin menerapkan ajaran dosen saya Julianto Simanjuntak, bahwa menulis itu terapi jiwa. Saya menyalurkan seluruh kemarahan yang saya rasakan karena ketidak pedulian yang bisa mencelakakan orang lain waktu itu.
Sekarang medio Maret 2014, saya sudah menulis berbagai hal, mulai peristiwa di sekitar saya, sampai pemikiran-pemikiran saya. Saya juga jadi mengenal para kompasianer lain, melalui tulisan-tulisan mereka maupun secara langsung dalam berbagai temu sengaja maupun tidak.
Pertemuan pertama saya dengan kompasianer wanita Rokhmah Nurhayati misalnya, terjadi dalam kopdar yang digagas Opa saya Tjiptadinata Effendi dan istrinya Roselina 11 Agustus 2013. Kesan saya mungkin belum sedalam sekarang saat kami bergabung dalam satu frame penulisan. Kami peduli Indonesia, kami cinta bangsa kami.
Melaluui tulisan peran ibu di era digital, ibu Rokhmah memberikan sumbangsihnya kepada pembaca, bahwa, wanita tak hanya bisa berhura-hura dan tertawa-tawa, saat digitalisasi menelan anak-anak bangsa. Wanita bisa peduli dan menjadi filter bagi anak-anaknya. Walaupun, banyak tantangannya. Membaca tulisan bu Rokmah menyadarkan saya jalan panjang dunia pendidikan. Saya sungguh melihat suatu tugas berat pendidik dan orang tua.
Kisah Oma Roselina mempersiapkan anak-anaknya bermanfaat bagi bangsa adalah kisah yang patut disimak dalam buku ini. Selama ini, kita selalu melihat Opa Tjiptadinata, sebagai figure yang kerap berkisah dan memberi inspirasi, tetapi, selalu ada wanita perkasa di balik pria yang luar biasa. Itu menurut saya. Kisahnya Oma Roselina juga menarik perhatian saya, bagaimana membiasakan anak membaca hanya bacaan yang baik. Mengingat masa kini memilih bacaan yang layak bahkan di internet di situs sekelas Kompas dan jajarannya juga sudah menjadi sukar. Menjadi penyortir bagi anak-anak di masa lalu memang sedikit banyak tak sesulit masa kini. Namun tetap saja menjadi tugas ibu, wanita. Jadi, wanita, apakah kita sudah mengambil peran?
Masih ada 23 wanita dan kepedulian demi bangsa. Apakah ada yang berminat memiliki buku ini? Silakan hubungi penulis yang dikenal, atau penerbit melalui pak Thamrin Sonata.
Ps: Diberitahukan bahwa foto di atas adalah copy right dari Rumah Kayu, yang saya pinjam dari FB. Agar dipahami, saya belum minta izin, dan mohon dimengerti, karena susah uploadnya foto-foto hingga saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H