Penantian para netizen selama hampir 3 jam terbayar tuntas saat Jokowi benar-benar berada di ballroom hotel Lumire. Banyak memang yang menyerah karena kerja keesokan harinya dan rumah yang jauh. Tapi di sisi saya seorang netizen muda bekerja di Cibitung yang menanti bersama saya. Menginap di rumah kost saya yang sederhana dan sedang menempuh perjalanan masuk kerja.
Saya menanyakan, kenapa menunggu? Ia berbagi banyak hal, kenapa? Ini adalah momentum, dan segera akan lewat setelah 9 Juli. Muda, bekerja, dan ingin jadi relawan Jokowi. Imagine?
Apa sih yang dimiliki Jokowi? Mengapa?
Pertanyaan saya ini mungkin adalah pertanyaan besar banyak pemilih yang belum menentukan pilihan. Namun sebanyak pemilih yang telah memilih dan bergerak menjadi relawan, ada suatu harapan yang luar biasa yang mereka tumpukan di bahu Jokowi. (kuatkah bahumu, Jokowi?)
Saya menemukan dalam seliweran saya, banyak sekali netizen yang memutuskan melepaskan Jokowi dari sosok Megawati dan Jusuf Kalla, walaupun tentunya Jokowi memerlukan mereka. Bahkan moderator, menyatakan bahwa, ia tidak memilih PDIP, ia memilih Jokowi. Ini memperjelas, mengapa, walaupun banyak hujatan muncul mengarah pada keputusan Megawati menjual Indosat dan hal-hal lain, Jusuf Kalla yang berbohong dalam kasus century kata kompasianer Faisal Basri, tetap saja masih berjibun orang yang menaruh harap pada kepemimpinan Jokowi.
Dalam ujarannya yang tertangkap telinga saya, Jokowi mengatakan, " Negara ini punya sumber daya manusia yang berlimpah. Anda tahu game online yang dijual di negara barat, pembuatnya adalah dari Indonesia. Ada kreativitas di bandung, pemuda dengan bisnis kaos yang etnik (?) mulai menjangkau dunia. Belum lagi kekayaan budaya, dari Aceh sampai papua punya lagu-lagu dan tarian daerah yang bukan main indahnya. Anak muda Indonesia punya potensi."
Wow. Harapan. Harapan anak 8 tahun yang kini sudah 25 tahun, yang kehilangan ayah dan bosan dengan berbagai janji politik. Harapan tukang becak yang menggenjot becaknya dari Jogja ke Jakarta untuk mencatatkan dukungan dana serta aspirasi, (air mata saya meleleh, heran dan terharu, seperti Jokowi juga trenyuh katanya), harapan sepasang perwakilan pengungsi Rote yang tiketnya dibeli patungan, dan harapan sebanyak orang yang hadir semalam. HARAPAN,
Jokowi, berharap mengoptimalkan potensi.
Kawula berharap Jokowi memberi rasa aman dan juga keleluasaan berkarya tanpa kecemasan saat mengkritisi. Memang, sepertinya, sulit untuk tidak memihak, walaupun saya tetap berkata, tidak memilih sebelum di bilik suara. Izinkan saya.
Salam Edukasi,
Maria Margaretha