[caption id="attachment_317344" align="aligncenter" width="336" caption="Beberapa PKL, (kelihatannya) menunggu kepergian Satpol PP-kah? "]
![140680067076771254](https://assets.kompasiana.com/statics/files/140680067076771254.jpg?t=o&v=700?t=o&v=555)
[caption id="attachment_317345" align="aligncenter" width="336" caption="Inikah lapak-lapak yang menunggu buka? Dibalik jembatan di bawah trotoar yang dibersihkan."]
![14068007711303312198](https://assets.kompasiana.com/statics/files/14068007711303312198.jpg?t=o&v=700?t=o&v=555)
Tumpukan pertanyaan yang ada tersebut sempat saya diskusikan dengan pengemudi angkot B-01 yang saya tumpangi saat melihat pembersihan di Roxi, hingga ke Ciputra Mall. Pengemudi angkot tersebut mengatakan, "yah, mbak. Memang serba salah. Dibersihkan dari PKL salah, ngga dibersihkan jadi semrawut dan berantakan."
Jadi, memang bukan soal mudah mengurusi suatu provinsi atau kota, jika masyarakatnya sulit untuk tertib. Ini juga menjadi suatu refleksi, apakah saya sudah menjadi warga masyarakat yang tertib?
Salam edukasi,
Maria Margaretha melaporkan untuk Kompasiana.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI