Salah satu dari 3 orangutan yang dievakuasi oleh tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA)Â dan Centre for Orangutan Protection (COP) dari Muara Wahau - Kalimantan Timur, diduga menderita Down Syndrome. Demikian kesimpulan sementara setelah foto orangutan tersebut ditunjukkan kepada ahli primata dari Perth Zoo.
Down Syndrome adalah kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom. Anak orangutan yang berusia kira kira 3 tahun tersebut memiliki penampilan fisik yang mirip dengan penderita Down Syndrome, yakni bentuk kepala yang relatif kecil dari normal (microchephaly) dengan bagian anteroposterior kepala mendatar. Pada bagian wajah tampak sela hidung yang datar, mulut yang mengecil dan lidah yang menonjol keluar (macroglossia). Matanya sipit dengan sudut bagian tengah membentuk lipatan (epicanthal folds).
Down Syndrome tidak hanya diderita oleh manusia, tetapi juga oleh jenis kera non manusia seperti chimpanzees. Kasus Down Syndrome pada orangutan belum pernah dilaporkan sebelumnya. Orangutan tersebut saat ini sedang dalam perawatan intensif COP di fasilitas BKSDA di Tenggarong - Kalimantan.
Untuk informasi lebih lanjut harap menghubungi:
Fian Khairunnisa
COP Area Manager Kalimantan Timur
Telepon: 081229559512
Email: arfiana@cop.or.id
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H