Mohon tunggu...
Apep Saepudin
Apep Saepudin Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Sangkuriang

20 Mei 2015   12:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:47 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di masa lalu, pada suatu kerajaan di Jawa Barat hiduplah seorang putri raja bernama Dayang Sumbi dan putra semata wayangnya, Sangkuriang. Bocah kecil yang senang sekali berburu di dalam hutan. Saat berburu Sangkuriang selalu ditemani oleh seekor anjing bernama Tumang yang setia. Sebetulnya, Tumang itu titisan dewa dan ayah kandung Sangkuriang. Namun, Dayang Sumbi ibunya merahasiakannya dari Sangkuriang.

Pada suatu hari, Dayang sumbi ingin hati seekor kijang. Dimintanya Sangkuriang untuk pergi ke hutan mencari seekor kijang untuk diambil hatinya. Pukul tujuh pagi Sangkurian berangkat ditemani seekor anjing yang tidak lain adalah bapak kandungnya. Sesampainya di hutan Sangkuriang langsung berburu seekor kujang. Namun, usaha Sangkuriang sia-sia tidak ada hasilnya karena kijang yang dia incar terus saja meleset dan tidak pernah kena. Sangkuriang pun kesal dan marah.Oleh Karena dia merasa takut ibunya marah kalau nanti pulang tidak membawa hati kijang, Sangkuriang tidak berpikir panjang lagi dia langsung membunuh anjing tersebut (Tumang) dan diambil hatinya. Sesampainya di rumah hati yang telah dibawanya langsung diserahkan kepada ibunya lalu langsung dimasaknya. Setelah Dayang Sumbi memakan hati tersebut, Sangkuriang menceritakan kejadian tersebut kepada ibunya. Namun, bukannya iba dengan apa yang dialami putra semata wayangnya, Dayang Sumbi malah murka. Kemudian, saking marahnya, Dayang Sumbi melempar centong nasi. Sangkuriang yang sedang marah pun pergi dari rumah untuk selama-lamanya. Ketika amarahnya mereda, Dayang Sumbi menyesal atas apa yang telah dikatakannya pada Sangkuriang. Tapi, semua sudah terlanjur.

Bertahun-tahun kemudian, Sangkuriang yang telah melanglang buana ke seluruh penjuru bumi memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya. Sesampainya di sana, Sangkuriang terkejut karena semuanya sudah berubah. Dia tambah terkejut saat di jalan bertemu seorang wanita yang tak lain tak bukan adalah Dayang Sumbi. Melihat kecantikan Dayang Sumbi, Sangkuriang melamarnya. Dayang Sumbi pun menerima lamaran Sangkuriang. Keduanya bersepakat menikah dalam waktu dekat. Namun, pada saat akan menikah Dayang Sumbi sudah lebih tahu dulu bahwa yang akan menikah dengannya itu adalah anak kandungnya yaitu Sangkuriang. Akhirnya, pernikahan pun dibatalkan. Tapi, Sangkuriang tetap ingin menikah dengan Dayang Sumbi walaupun dia tahu bahwa itu adalah ibu kandungnya. Dayang Sumbi pun memberi syarat kepada Sangkuriang kalau ingin menikahinya. Syarat yang diberikan adalah Dayang Sumbi ingin Sangkuriang membuat danau dan perahu yang besar untuk tempat nanti mereka bulan madu dalam waktu satu malam. Sangkuriang pun setuju atas persyaratan tersebuat. Dalam satu malam Sangkuriang mampu memenuhi persyaratan yang diberikan Dayang Sumbi dengan bantuan para jin. Namun, karena Dayang Sumbi merasa takut bahwa persyaratannya akan terpenuhi, Dayang Sumbi menggagalkan prsyaratan tersebut dengan cara membuat tipuan ayam berkokok seolah-olah sudah pagi. Akhirnya para jin pergi dan meninggalkan Samgkuriang dan persyaratan pun gagal dipenuhi. Sangkuriang marah dan menendang perahunya hingga terbalik, Sangkuriang pun mati tenggelam di danau buatannya sendiri. Jadilah Gunung Tangkuban Perahu.

Budi Pekerti:

Dayang Sumbi adalah sosok seorang ibu yang baik dan penyayang terhadap anaknya. Dayang Sumbi orangnya penuh dengan tanggung jawab dan selalu menepati janjinya. Dayang Sumbi juga orangnya sederhana, ia selalu menerima apa adanya. Namun, Dayang Sumbi juga memiliki sifat yang mudah marah jika ia merasa ada masalah yang berlebihan terhadap dirinya.

Sangkuriang adalah sosok serang anak yang baik terhadap orang tuanya. Tapi, dia pemarah dan bandel. Sangkuriang orangnya keras kepala dan tidak mau mendengar apa yang dikatakan ibunya dan selalu membantahnya. Sangkuriang juga orangnya pendendam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun