Mohon tunggu...
Adam Yanikusuma
Adam Yanikusuma Mohon Tunggu... -

seorang pekerja di manufaktur

Selanjutnya

Tutup

Money

Upah Pekerja Indonesia Begitu Murahnya!

29 Maret 2012   14:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:17 818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13330314461450913306

Ada sebuah perusahaan manufaktur otomotif, sebagai base manufaktur maka perusahaan tersebut ruang lingkupnya adalah perakitan komponen otomotif. Perusahaan tersebut memiliki lebih dari 2000 orang karyawan. Perusahaan tersebut adalah PMA yang menginduk ke salah satu negara raksasa industri di kawasan Asia. Perusahaan tersebut di negara asalnya punya nama besar, banyak sekali orang yang mengenalnya dan bekerja didalamnya, tapi di negara-negara base manufaktur lainnya, perusahaan ini tidaklah terlalu dikenal, apalagi produk yang dihasilkannya. Mungkin karena produknya tidak langsung berkenaan dengan pasar nyata, sehingga ‘brand’nya sangat jarang orang yang tahu, meski begitu perusahaan ini tergolong perusahaan menengah keatas. Dan ternyata saya adalah salah satu karyawannya, hehehehe ….

Hari ini saya mempelajari sesuatu dari training yang saya dapatkan. Ternyata setelah semakin dalam saya mengetahuinya, saya semakin miris terhadap kenyataan yang sesungguhnya.

Sebagai base manufaktur, profit, cost, sales price dan sebagainya, ternyata sudah ditentukan dari kantor pusat. Dan besarnya itu sekitar 1.1% dari total sales price produk ke pasar. Ternyata dari apa yang seharusnya perusahaan terima yang hanya sebesar 1.1%, masih harus dipotong lagi sebesar kira-kira 28% (jadi 28% dari 1.1%). Sehingga perusahaan hanya akan menerima sales price produk komponen sebesar 72% saja (ini belum bicara profit ya). Ternyata 78% dari 1.1% yang harusnya perusahaan terima, masih harus disisihkan lagi sebesar hampir 75%-nya untuk biaya material untuk merakit komponen otomotif produk perusahaan kami. Sehingga, perusahaan hanya menerima sekitar 25% alias seperempatnya saja. Dan dari seperempat itulah perusahaan bertahan hidup. Karena dari 25% itu, masih harus dibagi-bagi lagi untuk prosentase profit, overhead cost, dsb, dsb, dsb … bahkan tidak jarang, biaya airfreight, biaya inspeksi, denda, dsb, dsb, perusahaan-lah yang bertanggung jawab. Nhaaa, sisanya dari 25% yang sudah dipotong-potong tadi itulah yang akhirnya digunakan perusahaan untuk menggaji karyawannya! Luar biasa! Iseng-iseng saya hitung … dan ternyata memang … jatuhnya hanya ke UMR di Indonesia, ya gak jauh-jauh …berkisar antara 1-2 jutaan perbulan.

[caption id="attachment_168996" align="aligncenter" width="600" caption="Gambaran kasar pembagian "][/caption]

Yang membuat saya sedih adalah … betapa murahnya tenaga kerja di Indonesia! Ternyata sampai detik ini, sebagian besar karyawan swasta (maaf saya nggak suka menggunakan kata buruh) adalah ‘pekerja bodoh’ dengan ‘upah rendah’. Artinya, saya disini sama sekali tidak ingin untuk menuntut kenaikan gaji (meskipun bersyukur sekali kalo menerima kenaikan gaji). Karena selama ini, banyak sekali jargon-jargon yang dijejalkan dalam pikiran kita untuk menuntut upah yang selalu lebih tinggi, tapi sementara kualitas kerja kita, ya segitu-segitu saja. Kualitas hasil kerja kita didunia internasional masih sangat rendah, tetapi anehnya … itu terjadi apabila kita bekerja di Indonesia, tapi saat saya lihat teman-teman saya yang bekerja di luar negeri sebagai ‘trainee’ (alasan saja, padahal tujuan dari perusahaannya juga untuk menekan labor cost), ternyata kualitas kerja orang Indonesia SANGAT DIAKUI dan selalu SESUAI DENGAN KUALITAS YANG DIINGINKAN! Tapi apa yang terjadi pada saat di Indonesia, seolah-olah kualitas kerja kita langsung jatuh? Apa karena critical mass ya? Apakah karena di Indonesia banyak yang jelek, akhirnya yang bagus jadi ikut-ikutan jelek? Atau kenapa ya?

Ayo kita perbaiki kualitas kerja kita, pelan-pelan tapi pasti. Bersama-sama, kemudian dari situ kita buktikan bahwa kualitas kerja orang Indonesia bukan kualitas kerja cemen, dimana pun kita berkarya! Kita adalah orang-orang berkualitas dan hanya menghasilkan produk yang berkualitas pula! (apa cuman mimpi saya saja ya?)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun