Mohon tunggu...
Adam Yanikusuma
Adam Yanikusuma Mohon Tunggu... -

seorang pekerja di manufaktur

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Wisman tuh...Pasti Banyak Duitnya!!!

12 Maret 2012   16:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:09 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Itu mungkin pemikiran yang ada di kepala beberapa orang di Indonesia. Saya gak bilang semua lho ya, beberapa orang saja, atau paling gampang difitnah adalah orang yang bernama OKNUM! Sehingga ada beberapa tempat wisata di Indonesia, HTM (Harga Tiket Masuk) untuk WNA akan lebih dimahalkan daripada WNI. Contohnya seperti di Borobudur. Info yang saya terima dari rekan saya (dan saya belum mencobanya sendiri). Untuk wisnus sekitar 30 ribuan, sementara untuk wisman sekitar 15 dollar setara 150 ribuan lah kira-kira. Saya tidak punya data akurat, kenapa dibedakan, tetapi dari beberapa teman, saudara, dan membaca di media, tidak sedikit dari mereka yang beranggapan bahwa wisman pasti duitnya banyak. Meski harga yang cukup mahal tersebut, kalau dirinci, bisa dipakai macam-macam. Ada yang dibuat biaya A, biaya B, biaya C, sampai biaya Z. Tapi berbeda lho dengan disini. Saya kebetulan punya kesempatan untuk datang ke Kouchi City di Kouchi Prefecture, di pulau Shikoku. Sebuah pulau lumayan kecil, dikelilingi laut, kira-kira segedhe Bali mungkin yah. Ada yang menarik pada saat saya berwisata kesini. Orang-orangnya sangat ramah dan mereka sangat ingin membantu para pendatang, terutama para turis. Mereka sangat menghargai tamu-tamu yang datang ke pulau atau ke kota mereka. Tidak sekali dua kali saya mendapat pertolongan dari supir bus, petugas kereta, penjual di supermarket atau convinient store (biasa disebut kombini), bahkan dari petugas parkir. Mereka sangat antusias menyebutkan keistimewaan kotanya. Bahkan sejarahnya! Suatu ketika, saya pernah menuju sebuah kota kecil Ryugado, untuk melihat gua jaman dahulu yang terbuat dari tetesan air (stalagtit dan stalagmit). Kemudian setelah saya sampai di stasiun kereta, saya harus berganti menggunakan bis, kemudian saya bertanya di pusat informasi tentang kapan bis akan datang dan pergi. Mereka pun menjawab sesuai dengan yang saya butuhkan. Segera saya meninggalkan tempat tersebut, menuju halte bis. Selang beberapa langkah, punggung saya dicolek orang dari belakang. Eeehh, ternyata orang dari pusat informasi tadi mengejar saya dan memberikan sebuah buku/majalah tentang tempat wisata di Kouchi. Menariknya, dilembar paling belakang, terdapat kupon-kupon diskon! Beliau memberikan informasi bahwa kupon-kupon tersebut bisa digunakan dimana saja! Termasuk ke restoran, masuk tempat wisata, atau atau bahkan belanja di toko-toko tertentu! LUAR BIASA! Beliau mengejar saya, untuk memberikan informasi tempat wisata dan kupon diskon, yang saya sendiri gak tahu kalo ada diskonan. Jumlahnya sih kecil, tapi intinya bukan besar atau kecilnya diskon, tapi keinginan dari beliau untuk memberikan informasi dan keramahan tentang kotanya! Begitu pula setelah saya naik bis, awalnya sih basa basi. Pak sopirnya bertanya, anda darimana, mau kemana, tinggal dimana, dan sebagainya ... ehh pada saat saya bilang saya mau melihat Onaka dori (ayam dengan buntut yang puanjuaaaanggggg, bisa sampai 3-5 meter), beliau menjelaskan panjang lebar. Dimana harus naik bis, dimana harus naik kereta, berapa harganya, jam berapa berangkat, harga tiket masuknya, bahkan saya pun sempat digambarkan petanya! Dan beliau pun mengantarkan saya sampai pas kedepan pintu gerbang dimana saya harus beli tiket! Asyiknya lagi, selama perjalanan pulang, beliau lagi yang mengemudi bisnya, dan sepanjang perjalanan kami ngobrol tentang apa saja. Akhirnya, sesampai di halte terakhir, beliau istirahat sebentar, sambil sama-sama menikmati rokok yang kami tukar, beliau coba rokok Indonesia dan saya nyoba rokok Jepang beliau.

1331569601939354111
1331569601939354111
Bahkan di beberapa tempat, saya juga ditanya, apakah anda bawa paspor? Saya jawab, ya, kenapa? Boleh kami lihat, lanjutnya. Setelah saya menyerahkan paspor saya dan dilihat dengan sangat sopan dan sangat hati-hati saat menerima dan melihatnya (seolah-olah paspor saya adalah barang yang amat sangat berharga), begitu mereka melihat sekilas nama saya tertera dipaspor, mereka pun menyerahkannya kembali dengan sangat sopan. Ternyata, saya dapat diskon sampai 50%! Lumayan khan bisa buat biaya makan! Misalnya harga tiket ï¿¥1000, khan dapat kembalian ï¿¥500, waahhh udah dapet bento yang bisa bikin kenyang tuh! Dan akhirnya, didalam bis saya berandai-andai ... kapan ya Indonesia tercintaku bisa seramah, senyaman dan seaman ini? Pasti bisa! Selama kita sama-sama mau berbuat, tidak menunggu!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun