Kemarin malam saya ngopi bareng temen saya. Sambil ngopi inilah kami membicarakan banyak hal. Dari masalah kuliah sampai yang lain-lain. Sampai pada akhirnya dia nanya soal pernahkah saya periksa paru-paru saya. Soalnya saya merupakan perokok aktif sejak smp. Saya tidak pernah melakukan periksa rontgen jawab saya, lalu dia malah bercerita tentang sejarah rontgen. Ada-ada aja nih orang.
Jadi begini ceritanya, dahulu ada seorang penjahat kelas kakap dan difonis hukuman mati. Setelah di hukum mati mati para ilmuan memanfaatkan jasad tersebut untuk penilitian. Para ilmuan ingin mengembangkan temuannya yaitu gelombang radio. Prinsip kerjanya yaitu memancarkan gelombang radio ke atmosfir dan dipantulkan dari atmosfir ke reciver. Hal ini di uji cobakan pada manusia dengan memotong kecil-kecil bagian jasad tahanan tersebut dan memeisahkan antara tulang, daging dan organ-organ lainnya. setelah di uji coba ternyata dalam frequensi yang telah di perkirakan gelombang dapat terpantul. Setelah itu dibuatlah sistem untuk menfoto tulang dan organ manusia yang disebut foto rontgen.
Seperti itulah kira-kira yang dia ceritakan dengan gaya yang sok tahunya. Saya cuma ngangguk-ngangguk mendengar ceritanya karena memang gak begitu paham. Benar tidaknya cerita tersebut saya juga kurang tahu. Tapi ya tidak apa-apa lumayan dapat sedikit pengetahuan dan juga bisa menjadi bahan untuk membuat tulisan. Karena minggu ini saya benar-benar kehabisan ide mau buat tulisan seperti apa. Hampir sama seperti yang terjadi saat membuat tulisan pertama saya di kompasiana yang berjudul tugas kuliah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H