Dingin rumah sakit menjadi tempat berkumpul doa-doa paling tulus. Apdoni Tukang
Di suatu hari di tahun 2023, ada seorang anak yang jatuh sakit dan tidak sadarkan diri selama hampir dua bulan lebih di rumah sakit. Anak itu beumur sekitar satu tahun lebih dan harus berjuang melawan sakit yang dia derita.
Ibunya bernama Tina yang selalu setia di samping anaknya. Hari demi hari terus berganti namun belum ada tanda-tanda anak itu pulih. Tina selalu menatap anak mungilnya yang hanya mengedip-ngedipkan mata.
Setiap hari, tak putus doa dia panjatkan berharap ada keajaiban dari Tuhan. Tina selalu meneteskan air saat memihat anaknya yang terbaring lemas. Air matanya menjelaskan begitu tulus doanya. Melihat itu, saya ikut terharu.
Suatu malam saat semua pasien sudah tertidur, di telinga anaknya ibu itu berbisik"ade, cepat sembuh ya. Kalau ade sudah sembuh, kita jalan-jalan ke Papua". Papua adalah tujuan utama Tina untuk merantau, namun niatnya tertunda karena harus menghadapi ujian ini.
Hari-hari yang Tina lewati penuh dengan air mata, dan dinding rumah sakit menjadi saksi kesedihannya. Saya sepulang kuliah tempo itu, selalu datang menjaga anaknya karena tahu ibu itu sangat kelemahan. Saat selesai mengganti popok anaknya, Ibu anak satu itu memanggil saya.
"Doni, tolong ke sini dulu." Panggil Tina.
Mendengar itu, saya langsung bergegas dan duduk di sampingnya. Ternyata dirinya menyuruh saya membantu menawarkan tanah mereka yang tak jauh dari kebun saya di kampung. Karana kekurangan biaya untuk rujuk ke rumah sakit di Manado, jalan satu-satunya menjual tanah mereka.
"Kakak sudah tidak punya uang lagi ke Manado, Doni. Jadi tolong kakak, ya," Pinta Tina kala itu.
"Iya, Kakak."
Selepas kami bercerita malam itu, saya pamit untuk kembali ke kosan karena besok pagi ada mata kuliah dan harus menyiapkan presentasi.
Berselang satu munggu sebelum berangkat ke rumah sakit di Manado, tanah mereka akhirnya dibeli oleh seorang guru. Mendengar kanar dari kampung kalau tanah mereka siap dibayar, Tina langsung duduk di ranjang tempat anaknya berbaring.
"Ade, tanah kita sudah laku. Ade kuat ya. Ade sembuh kita langsung ke jalan-jalan." Bisik Tina pada anaknya yang belum juga sadarkan diri.