[caption id="attachment_359357" align="aligncenter" width="350" caption="Sumber : www.thecrowdvoice.com"][/caption]
Masih belum sadar bahwa anggota keluarga nya terkena stroke, maka bisa membuat pasien terlambat mendapatkan pertolongan petugas medis rumah sakit. Padahal penanganan lebih dini atau langsung bisa membantu mengurangi dampak stroke.
"Stroke datangnya tiba-tiba dan tidak menimbulkan nyeri pasien. Kalau keluarga tidak  sadar terhadap ciri-cirinya seperti mulutnya nampak mencong bisa berdampak buruk," kata dr. Nizmah, SpS dari Bunda Neuro Centre saat temu media di RS Bunda Jakarta belum lama ini.
Gejala-gejala lain dari penderita stroke adalah tiba-tiba  lemah di salah satu sisi tubuh, tiba-tiba kesulitan untuk berbicara, nyeri kepala hebat serta hilang keseimbangan. Wajah tidak asimetri atau mencong ke satu sisi, ngiler tiba-tiba.
"Untuk memastikan apakah stroke diminta untuk tersenyum, kalau senyumnya beda merupakan salah cirinya. Bisa dilakukan dengan memintanya mengangkat, kalau tidak kuat memang ada gangguan lemah di lengan," katanya.
Penderita stroke biasa nya juga sulit saat diajak bicara. Kalau pun bisa diajak bicara biasanya tidak nyambung karena di pusat bicara terputus.
Di Indonesia, stroke menjadi penyebab mematikan setelah jantung dan kanker. Stroke menjadi penyebab kematian di RS. Tanpa pengobatan bisa cacat, kehilangan kemampuan berjalan melihat, membentuk ekspresi wajah, mandi berpakaian.
"Tentunya ini akan menganggu kemandirian dan kualitas hidupnya," katanya. (Eko Sutriyanto)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H