Mohon tunggu...
Hendrie Santio
Hendrie Santio Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang Serabutan

Seorang Serabutan yang mencoba memaknai hidup

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sulli Dibully, Apalagi Kita

17 Oktober 2019   20:29 Diperbarui: 17 Oktober 2019   20:31 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber wowkeren.com

Sulli Ditemukan bunuh diri di rumahnya. Diduga ia memutuskan mengakhiri hidupnya sendiri dengan jalan menggantung diri. Sulli memang tak jarang mendapatkan hujatan dan makian dari netizen yang kurang sibuk untuk mengikutinya. Gangguan mental pun sempat diakuinya. Namun tidak pernah disangka bunuh diri akan jadi pilihannya menyelesaikan rundungan masalah mentalnya. 

Ia memang melakukan bunuh diri,  namun penggemarnya menyalahkan para pembencinya yang mencekiknya secara perlahan. Sebagian orang mengucap duka bagi kepergiannya di media sosial, berharap hal ini tak terulang lagi. Sebagian besar lagi mencoba mengangkat isu kesehatan mental sebagai hal yang tidak bisa disepelekan. 

Sulli adalah artis yang berkepribadian ceria. Ia hampir tak pernah ia menunjukkan raut muka masam apalagi kesal di reality show yang ia bintangi. Pun sewaktu ia masih menjadi anggota girl band, sebagai anggota termuda ia selalu menunjukkan energi yang paling bersinar. Ia pun bukan pribadi yang takut mengutarakan keinginannya. Hal tersebut ia tunjukkan ketika ia memutuskan banting setir jadi menjadi aktris, meninggalkan f(x) yang membesarkannya. Ia pun tanpa ragu menjadi dirinya sendiri yang eksentrik semenjak tak lagi menjadi penyanyi. 

Meski bergelimang kontroversi, ia tetap setia di jalan yang ia ambil. Namun, Sulli tetaplah manusia. Rupanya ia juga pernah sesengukan mengadu betapa tidak adilnya perlakuan yang ia terima. Dibalik sosok yang terlihat tegar menghadapi dunia, ia tenggelam ke dalam lingkaran setan depresi. Punya banyak teman ternyata tak mampu menolongnya selamat dari jiwa yang hancur. 

Sulli dibully, apalagi kita. Yang ada rundungan dan cacian dianggap lumrah, mengendap dalam realita relasi sosial. Seringkali kita harus menahan hati menjaga emosi hanya karena kita berbeda. 

Seringkali tangisan kita dianggap sebagai ciri insan yang lemah. Keluhan kita hanya dianggap sebagai karena tak biasa. Kekecewaan kita dianggap cuma cari perhatian. Dan tanda menyerah kita dianggap sebagai sensasi belaka. Yang menjadi beda Sulli dan kita, adalah tidak ada yang menganggap bahwa kita benar-benar hancur "hanya" karena rundungan orang. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun