Janih merupakan sebuah tradisi kesenian lisan yang sering dipergunakan oleh para tetua untuk mengkidungkan dan melantunkan perkataan di kehidupan sehari-hari dalam masyarakat Dayak, khususnya masyarakat Dayak Seberuang, Kabupaten Sintang.
Kumang dabung duduk ka padung.
Ngapa nai di ganung ulak lenyai, ulak.
Kumang jawai turun ke ruai.
Ngapa nai ngunai besak selampai, besak.
Arti dari empat bait syair diatas bermaksud untuk menyidir anak gadis yang sudah cukup umur untuk menikah agar segera menemukan jodohnya.
Bait tersebut juga dapat dinterpretasikan kepada wanita yang cenderung mengurung diri di rumah tanpa menghiraukan dunia sekelilingnya.Â
Di era globalisasi yang terus berkembang sekarang dan bertambah majunya dunia pengetahuan serta teknologi membuat semakin banyak kesenian dan adat istiadat yang tergerus oleh budaya luar yang terlihat lebih maju dan modern.Â
Salah satu aspek budaya yang semakin terancam eksistensinya adalah bahasa daerah.Â
David Crystal dibukunya yang berjudul Languange Death mengatakan bahwa bahasa yang mati adalah bahasa yang tidak digunakan oleh penduduk asli lagi, dan jika ada seseorang yang terakhir menguasai bahasa tersebut tetapi tidak menggunakannya sebagai bahasa komunikasi sehari-hari, bahasa tersebut juga telah mati.
Bahasa adalah identitas sebuah masyarakat, kehilangan bahasa berarti merupakan awal dari kehilangan jati diri dan identitas masyarakat.Â