Tidak terasa 5 tahun sudah terlewati. Dulu dia anak kecil yang cengeng, berlindung dibalik badan ibunya dan sekarang? Ya mungkin masih cengeng seperti dulu, hanya saja sekarang dia bisa menyembunyikannya dengan sangat baik. Xena Salica, anak bertopeng yang terjebak oleh takdir yang tidak baik, keluarganya hancur ketika ia duduk di kelas 5.Â
Xena lebih memilih tinggal bersama ibu dan adiknya, sedangkan kakaknya ikut bersama ayahnya. Xena dan kakanya sangat berbeda jauh umurnya, sedangkan Xena dan adiknya hanya berjarak 3 tahun.
Xena sudah lama tidak berjumpa dengan ayahnya, dia tidak tahu keadaan ayahnya sama sekali dan ayahnya pun mungkin tidak peduli dengan Xena. Sisa serpihan kenangan yang tlah dirukir akan tetap ada, namun perlahan-lahan akan lenyap. Terkadang kenangan itu hadir untuk membuat Xena hancur sehancur-hancurnya.
Terus menerus takdir buruk menimpanya, dari mulai pendidikannya yang perlahan hancur, pertemananya akibat virus yang melanda dunia, atau kisah cinta monyet yang buruk. Takdir buruknya itu tidak membuat dia hanya duduk diam, dia menguatkan imanya, perlahan-lahan berusaha untuk menaikan pendidikannya, dan berusaha membanggakan orang tua satu-satunya.
Tapi ternyata takdir berkata lain, mimpi dia untuk masuk ke sekolah bergengsi pun gagal. Xena menangis sejadi-jadinya atas nilai yang sudah ia usahakan dan pada akhirnya dipatahkan lagi oleh takdir. Iman Xena mulai menurun, hampir ia tidak percaya lagi kepada Tuhan. Namun, ada seseorang yang datang dan menguatkannya untuk kembali pada Tuhanya.
"Tuhan menunjukkan jalan bagi mereka yang berusaha keras dan beriman"- Aws
Cerpen ini untuk merayakan orang-orang diluar sana yang sudah bertahan demi keluarganya dan memendam rasa sakit, sedalam-dalamnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H