Mohon tunggu...
Aosin Suwadi
Aosin Suwadi Mohon Tunggu... -

Menjajal melintas Rimba Raya Dunia Maya, dari sebuah SMA Negeri 6 di Banten

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Monyet Besar Menumpang Truk

28 Maret 2014   01:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:22 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Monyet Besar Menumpang Truk

Karya: Aosin Suwadi



Pada suatu sore seorang ayah sedang santai di teras rumah iseng-iseng menguji IQ anaknya yang baru kelas lima SD. Sebelum mengajukan pertanyaan, sang ayah memberikan cerita dulu sebagai pengantar soal. “Simak baik-baik yah!” Kata sang ayah kepada anaknya. “Siap!” sang anak menjawab dengan semangat. “Pada suatu hari seorang pengusaha kayu mengirim kayu gelondongan sebanyak satu truk. Kayu tersebut dikirim dari wilayah lereng gunung Karang ke Jakarta. Setelah masuk ke penimbangan, ternyata truk tersebut muatannya sudah maksimal, yaitu 8 ton. Artinya jika truk tersebut ditambah beban lagi, walaupun hanya 2 kg, maka ban truk tersebut akan meledak.” Sang ayah menarik nafas.

Baru setengah perjalanan menuju Jakarta, tiba-tiba ada suara jatuh ke atas mobil. Supir dan kenek kaget. Kemudian truknya dihentikan di pinggir jalan. Setelah diperiksa, ternyata ada seekor monyet besar di atas truk, kira-kira beratnya 5 kg. Anehnya monyet itu tidak mau turun. Dibawalah monyet itu sampai ke tempat tujuan,bersama supir dan keneknya. Dan ban mobil truk ternyata tidak meledak. “Nanti dulu yah, monyet itu dari mana datangnya? Perjalanan antara Pandeglang Jakarta kan tidak ada hutan?” Tanya sang anak penasaran. “Zaman dulu perjalanan antara Pandeglang Jakarta masih melewati banyak hutan. Bahkan di Jakarta sendiri seperti Kampung Angke dan kampung Duri, dulunya hutan yang penuh dengan binatang, termasuk monyet banyak di situ.” Sang ayah menambahkan penjelasan pengetahuan sejarah. “Ooooh gitu yah!”

Ayah

:

“Coba jelaskan mengapa ban truk trsebut tidak meledak?”

Anak

:

“Kan muatannya engga ditambah!” (Asal menjawab karena belum sempat berpikir)

Ayah

:

“Sebelum menjawab, coba dipikirkan dulu!” (Sang ayah membimbing)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun