Mohon tunggu...
Aorin Sebastian
Aorin Sebastian Mohon Tunggu... -

alhamdullilah

Selanjutnya

Tutup

Politik

Adnan Loyalis Atau Pengacara?

17 Januari 2014   15:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:44 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pengacara Anas Urbanin, Adnan Buyung Nasution, diberitakan berbagai media siap menyatakan melawan manuver-manuver yang dilancarkan pihak Istana dalam mengintervensi KPK terhadap proses hukum kliennya. Karena alesan itulah dirinyamenyambangi KPK hari ini, Jumat (17/1/2014) guna mendampingi Anas menjalani pmeriksaan sebagai tersangka gratifikasi Hambalang dan proyek lainnya. Menurut Adnan, kasus kliennya bernuansa politik. Tidak murni proses hukum sejak awal. Terlebih, politik tersebut datang dari pihak yang sangat berkuasa di negara ini.

Bukan itu saja, Adnan sendiri mengklaim tim penasihat hukum masih mengumpulkan amunisi untuk membongkar praktek rekayasa kasus kliennya. anehnya Adnan berasumsi dirinya ingin melihat langsung jalannya pemeriksaan kliennya.

Sungguh tragis penegakan hukum di negeri ini. Bagaimana korupsi mau tuntas, jika mental pengacara sekelas Adnan berubah jadi sosok yang menjadi pelindung korupsi. Publik dari awal kasus yang melibatkan mantan Ketua Umum Partai demokrat sudah tau, bahwa Anas salah. Mantan bendahara PD, Nazarudin berulang kali menyebut nama Anas dan menuding Anas lah otak dibalik semua kasus Hambalang.

Jika Anas beserta loyalis dan pengacaranya merasa benar, jangan mengkambing hitamkan hukum, berikan kesempatan KPK untuk menuntaskan kasus ini. Sangat jelas keberadaan KPK sebagai lembaga independent yang memerangi korupsi, kenapa ketika lembaga ini akan memberantas tindakan korupsi justru dianggap sebagai lembaga yang disetir SBY.

Seharusnya Adnan berpikir bijak, jangan karena sebagai pengacara kondang dengan bayaran yang mahal dirinya bisa seenaknya memutar balikan fakta. Masyarakat sudah muak dengan tingkah koruptor apa lagi jika yang bersangkutan dari kalangan politisi yang gemar membuat manipulasi kat-kata. Kecerdasan publik sudah tidak dapat dimanipulasi, masyarakat sudah tidak mudah percaya dengan silat lidah para politisi dalam pembentukan opini negatif terhadap KPK.

Pernyataan yang dilontarkan Adnan tidak mencerminkan pengacara senior. Dalam kapasitasnya sebagai pengacara Anas, Adnan seperti bukan seorang pengacara. Dia seperti loyalis Anas, seperti orang-orang yang tergabung dalam PPI dengan menyerang Istana dan ikut membangun opini seolah-olah SBY mengintervensi KPK terhadap kasus Anas. Padahal tuduhan yang selama ini dilontarkan para loyalis Anas semuanya mentah dan tanpa bukti. Lebih anehnya Adnan mengakui dirinya lah yang memberikan masukan ke Anas agar tidak memenuhi pangilan KPK, karena menurut nya pangilan KPK tidak jelas. Tak hanya itu saja, kini mantan anggota Wantimpres itu juga menolak untuk mendampingi Anas saat menjalani pemeriksaan. Bahkan, dia meminta agar Anas tidak menjawab sama sekali semua pertanyaan yang diberikan penyidik. Melihat fakta ini membingungkan posisi Adnan, sebenarnya dia itu loyalis atau pengacara sih?

Upaya Adnan yang membabi buta membela Anas terkesan memaksakan. Melawan KPK, merupakan tindakan yang merugi. Tak ada dalam sejarahnya petinggi negeri ini yang terlibat kasus korupsi bisa menghindar dari jerap KPK.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun