Mohon tunggu...
ONI ANDHI AS
ONI ANDHI AS Mohon Tunggu... Sejarawan - Sejarawan

Aku adalah aku, aku adalah diriku sendiri bukan orang lain dan tidak mau diperbudak oleh orang lain, aku adalah milikku dan aku bekerja semauku

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kerja Paksa Zaman Kolonial dan Kerja Paksa Zaman Milenial

27 Juli 2020   08:54 Diperbarui: 27 Juli 2020   09:18 1257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
medium.com/@igmerwina

Penjajahan dengan metode yang lebih halus melalui invasi pabrik-pabrik asing yang memproduksi barangnya di Indonesia, mendapatkan pekerja dan bahan baku murah dari Indonesia, dan memiliki lokasi pasar yang menjanjikan yaitu di Indonesia sendiri. 

Berdirinya pabrik-pabrik tersebut membuat bangsa ini sulit mandiri karena tergantung pada kepentingan asing, seolah-olah bangsa ini adalah kepanjangan tangan dari bangsa Asing. 

Sisi positifnya adalah mengurangi pengangguran, namun di sisi lain kran-kran Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) juga terbuka lebar. Hal itu dapat dilihat dari proses perijininan, proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), dan penentuan Upah Minimum Regional (UMR) yang seringkali mencederai hati para buruh dan pekerja. Perhitungan investasi yang selalu merugikan negara dan menguntungkan segelintir orang ketika proses negosiasi yang juga mirip dengan pemborong-pemborong pribumi di masa lalu.

Sudah saatnya bangsa ini berbenah untuk mengurangi ketergantungan asing melalui perubahan sistem-sistem tua yang diwariskan dari masa kolonial. Kebobrokan karakter masyarakat yang berlomba-lomba untuk menjadi pemangku jabatan mencerminkan bangsa ini belum merdeka secara nurani dan pemikiran, bangsa ini masih melestarika tradisi yang dahulu mereka benci. 

Semoga bangsa ini lekas berbenah, pemikiran berubah, melalui belajar dari sejarah. Bukan untuk menirunya melainkan untuk belajar dari apa yang terjadi di masa lalu untuk menghadapi masa kini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun