Mohon tunggu...
Raul RayL
Raul RayL Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya Masiswa yang ingin membuat sebuah artikel dengan gaya tren baru

Selanjutnya

Tutup

Politik

Indonesia Maju Tanpa Golput

17 Desember 2023   14:43 Diperbarui: 17 Desember 2023   14:52 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesuksesan Pemilu 2024 tidak terlepas dari antusias dan partisipasi seluruh masyarakat Indonesia terutama generasi muda untuk datang ke tempat pemungutan suara (TPS).

"Diharapkan generasi muda dapat menggunakan hak pilihnya dan tidak golput, karna satu suara akan sangat besar manfaatnya untuk masa depan Bangasa dan Negara", tegas Menko Polhukam Mahfud MD saat membuka Forus Diskusi Publik bertema Generasi Muda memilih : Wujudkan Pemilu 2024 Tanpa Golput di Universitas Brawija, Malang kamis (7/12/2024)

KPU telah menetapkan daftar pemilih tetap untuk pemilih 2024 sejumlah 204,8 juta pemilih. Dari jumlah tersebut, sekitar 106,3 juta atau 52 persen berusia 17-40 tahun. Jika dirinci, presentase pemilih berusia 17-30 tahun mencapai 31,29 persen dan pemilih berusia 31-40 tahun sebanyak 20,7 persen. Artinya pemilih generasi millenial dan Gen Z mendominasi jumlah pemilih pemilu 2024.

Menko Polhukam Mahfud MD juga mengajak harus bertindak secara selektif dalam memimilih pemimpin, jangan hanya terbawa arus atau euforia sesaat. Pilihlah pemimipin yang memiliki kapabilitas, mampu membawa aspirasi masyarakat, dan akomodatif dalam memjawab tantangan permasalahan bangsa kedepan.

indonesia tanpa presiden pasti kita kacau. Kacau itu lebih buruk daripada pemimpin yang tidak ideal itu karena pemimpin yang tidak ideal itu masih bisa kita kontrol melalui DPR isu masyarakat masih bisa," jelasnya.

Cholil menilai, sebagai warga negara memiliki tanggung jawab untuk memilih siapa yang akan memimpin Indonesia di masa depan.

"Kita meminta pilihlah salah satu dari yang tiga. Mau nomor satu, dua dan tiga silakan mana yang sesuai," ucapnya.

Hal itu agar masyarakat dapat mencari sosok yang dirasa ideal untuk memimpin negara Indonesia ke depan.

"Jadi pemimpin adalah cermin dari masyarakat oleh karena itu apapun alasannya tidak boleh tidak memilih di pemilu yang akan datang. (Jadi) harus memilih," katanya.

Pemilu yang berdaulat tidak akan tercapai tanpa adanya partisipasi dari masyarakat itu sendiri. Karena itu meskipun golput dipandang sebagai salah satu ekspresi politik yang legal dan merupakan hak warga negara, sejatinya partisipasi masyarakat tentu lebih di harapkan daripada tidak memberikan suara. Karena salah satu esensi demokrasi agar masyarakat dapat mengaktualisasikan diri secara maksimal dalam kehidupan politik dengan terlibat dan melakukan partisipasi politik, termasuk dalam pemilu mendatang. Ibarat air di dalam teko, jika kita memasukkan air yang bersih, air yang dikeluarkan akan bersih. 

Begitu pun bila kita memasukkan air kotor, air kotor itu pulalah yang akan keluar dari teko tersebut. Analogi ini sangat cocok bila kita gunakan dalam pemilu. Bersih atau kotornya pemimpin daerah, ditentukan oleh kita yang mencoblos di kotak suara. Golput bukanlah sikap yang tepat untuk pemuda masa kini. Golput bukan solusi untuk perubahan Indonesia yang lebih baik. Satu suara anda sangat penting, dengan memilih wakil yang tepat akan berdampak besar ke depannya dan menentukan masa depan bangsa Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun