Piaget.Â
Dalam hidup, tentu manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan artinya tumbuh, perubahannya dapat dilihat dengan mata telanjang seperti, tinggi, panjang, lebar. Sedangkan perkembangan adalah perubahan yang tidak terlihat secara langsung, contohnya seperti fungsional dan psikologis. Ada beberapa teori perkembangan menurut beberapa ahli. Namun, pada artikel ini akan difokuskan kepada teori perkembangan kognitif menurut JeanPiaget mengemukakan teori perkembangan kognitif dibagi menjadi empat tahap.Â
Tahapan pertama, Sensorimotor untuk usia 0-2 tahun. Pada tahap ini pertumbuhan otak anak mencapai 80%. Peran orang tua sangat penting ditahap ini. Pengaruh interaksi anak terhadap orang sekitar akan mempengaruhi perkembangan anak. Orang yang memiliki intensitas tinggi berinteraksi dengan sang anak akan memiliki keterikatan, walau orang tersebut bukan orang tuanya. Anak mengandalkan penuh indra yang dimilikinya. Penglihatan, apa yang ia lihat, siapakah yang sering berada di dekatya. Pendengaran, seberapa sering ia mendengarkan orang sekitarnya berbicara. Penciuman, jika sang anak sudah dekat dengan si ibu, ia akan tahu mana pakaian yang berbau ibunya. Peraba, anak akan merasa senang dengan sentuhan, usapan yang halus. Makadari itu, tahap ini peran orang tua, kedekatan orang tua dengan anak sangat mempengaruhi anak kedepannya.
Tahapan kedua, Pra operasiaonal untuk usia 2-7 tahun. Tahapan ini anak akan sering meniru dan mengulang tindakan dari lingkungan sekitar, selain itu juga anak mengalami tantrum dan ego sentrisme. Tantrum adalah reaksi emosional hebat yang dialami anak ketika frustasi, marah, tidak puas, atau tidak mampu mengungkapkan sesuatu dengan kata-kata. Sedangkan yang dimaksud dengan ego sentrisme adalah mengacu pada kecenderungan anak memandang dunia nya tanpa mempertimbangkan sudut pandang orang lain. Pada masa anak tantrum, hal yang harus dilakukan orang tua adalah membiarkan anak tersebut mengeluarkan tantrum nya sampai mereda dengan sendirinya, ini dilakukan agar emosi anak stabil nantinya.Â
Tahapan ketiga, Operasional Konkrit pada usia 7-11 tahun. Pada usia ini anak sudah mengenal mana baik dan buruk. Jika pada masa ini anak belum bisa membedakan hal tersebut, maka ada tindakan yang salah dari 2 tahap sebelumnya. Dan jika anak pada usia ini tidak bisa diajak bicara dengan empat mata, maka ada kemungkinan autisme. untuk mengembangkan otak anka pada tahap ini, dapat dilakukan dengan mengajak anak bermain permainan logika atau teka-teki.
Tahapan keempat, Operasional Formal pada usia 11-dewasa. Pada tahap ini anak sudah mencapai pemecahan masalah. Anak mulai bisa memikirkan sebab akibat, berfikir kritis, mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan, dan membuat prediksi.Â
Perkembangan anak memang berbeda-beda. Ada seorang anak yang perkembangan kognitifnya kuat maka ia akan lebih cepat berbicara, dan kosa kata yang ia miliki lebih banyak. Sebaliknya ada juga anak yang mengalami keterlambatan dalam perkembangan kognitif, hal ini disebabkan banyak faktor, seperti kurang dekat dengan orang tua pada tahap sensorimotor, kurangnya komunikasi orang tua saat itu.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H