pupuk subsidi menjadi salah satu tantangan utama yang dihadapi petani di Desa Borehbangle Kecamatan Merakurak Kabupaten Tuban. Dalam menyikapi permasalahan ini, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Participatory Action Research (PAR) Universitas Al-Hikmah Indonesia melakukan Focus Group Discussion (FGD) dengan masyarakat setempat untuk mencari solusi alternatif.
Tuban, 22 Agustus 2024 - KelangkaanDalam FGD yang digelar baru-baru ini terdapat beberapa permasalahan yang diangkat yaitu terkait tidak adanya TPS (tempat pembuangan sampah), kelangkaan pupuk subsidi, dan irigasi pertanian. Para peserta yang terdiri dari Ibu Sekdes, beberapa perangkat desa, BPD, Fatayat, UMKM, tokoh masyarakat, petani lokal dan anggota tim KKN sepakat memilih topik kelangkaan pupuk subsidi dengan solusi pelatihan pembuatan pupuk cair di Desa Borehbangle. Semua stakeholder berpikir penguasaan keterampilan pupuk cair penting untuk mengatasi ketergantungan terhadap pupuk subsidi yang semakin sulit didapatkan.
Masyarakat Desa Borehbangle menyatakan dukungan penuh terhadap inisiatif pembuatan pupuk cair, yang mereka yakini sebagai solusi terbaik di tengah kelangkaan pupuk subsidi. "Di saat pupuk subsidi semakin sulit didapat, kami melihat bahwa pembuatan pupuk cair secara mandiri bisa menjadi alternatif yang efektif untuk mempertahankan dan bahkan meningkatkan hasil pertanian kami," ungkap Pak Iwan, salah satu masyarakat Desa Borehbangle dalam FGD bersama tim KKN PAR UAI. Mereka berharap, solusi ini tidak hanya akan mengatasi masalah ketersediaan pupuk, tetapi juga mendorong kemandirian petani dalam mengelola sumber daya pertanian mereka.
"Kami melihat potensi besar dari pupuk cair ini sebagai solusi jangka panjang yang lebih mandiri dan berkelanjutan," ujar Aslikhatun Khoiriyah, salah satu tim KKN PAR UAI. Selain bahan bakunya yang mudah diperoleh, proses pembuatannya juga relatif sederhana dan dapat dilakukan oleh para petani dengan modal yang terjangkau.
Dengan hasil FGD ini, mahasiswa KKN PAR UAI bersama masyarakat Desa Borehbangle berencana untuk mengembangkan lebih lanjut keterampilan ini melalui berbagai pelatihan dan pendampingan. Harapannya, solusi ini dapat menjadi model yang dapat diterapkan di Desa Borehbangle.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H