Mohon tunggu...
Anzel Laika
Anzel Laika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Jember

Saya mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Jember.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Fast Fashion dalam Pendekatan Kapitalisme (Liberalis)

13 Maret 2024   21:51 Diperbarui: 13 Maret 2024   21:52 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebelum membaca lebih lanjut mengenai artikel ini, tentunya di zaman sekarang kita sudah tidak asing lagi dengan brand fashion seperti H&M, Zara, Shein, dan lain-lain. Pastinya sudah banyak sekali orang-orang yang menggunakan brand fashion tersebut, karena model pakaiannya yang modis atau kekinian. Brand tersebut juga mempunyai banyak sekali cabang di Indonesia. Namun, ternyata banyak hal-hal yang dirugikan dibalik brand tersebut, hal ini bernama fast fashion.

Apa itu fast fashion?

Fast fashion merupakan produksi pakaian dengan bahan yang murah dan berkualitas rendah tetapi dikerjakan dengan sangat cepat sesuai dengan permintaan konsumen. Menurut Merriam Webster,  fast fashion merupakan sebuah pendekatan pada desain, kreasi, dan pemasaran mode pakaian yang menekankan pada penyediaan tren mode dengan cepat dan murah bagi konsumen. Ide ini bertujuan untuk mendapatkan gaya terbaru di pasar secara cepat, sehingga pembeli dapat membelinya saat mereka masih berada di puncak tren fashion yang sedang berlangsung. Namun, sayangnya, setelah tren fashion ini sudah selesai masanya, maka produksi kain akan membuangnya. Hal ini bisa mencemari lingkungan akibat banyaknya limbah yang dibuat. Tak hanya itu, industri fast sashion juga mengeksploitasi manusia.

Namun, bagaimana fast fashion ini bisa dilihat dari pendekatan kapitalisme atau liberalis? Sebelumnya, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa itu kapitalisme. Kapitalisme merupakan  sistem ekonomi yang dominan di dunia Barat dimana sebagian besar alat produksi dimiliki secara pribadi dan produksi dipandu serta pendapatan sebagian besar didistribusikan melalui operasi pasar. Dilansir dari website International Monetary Fund (IMF), kapitalisme sering dianggap sebagai sistem ekonomi di mana para pelaku swasta memiliki dan mengendalikan properti sesuai dengan kepentingan mereka, dan permintaan serta penawaran secara bebas menentukan harga di pasar dengan cara yang dapat melayani kepentingan masyarakat.

Kapitalisme ini bisa masuk dalam teori liberalis karena liberal sangat menjunjung tinggi kebebasan, yang mana perusahaan swasta atau stakeholders ekonomi dengan bebas membuat banyak pabrik atau industri demi mendapat hasil yang banyak dan menguntungkan.

Kembali lagi pada fast fashion, sudah banyak sekali hal merugikan yang disebabkan oleh industri fast fashion ini, seperti merusak lingkungan karena pembuangan limbah dan eksplotasi manusia. Di industri fast fashion banyak sekali pekerja yang dipaksa bekerja melebihi jam kerja dan diberi gaji minimum atau di bawah gaji yang seharusnya. 4 juta orang yang bekerja di pabrik garmen di Bangladesh, lebih dari 85% di antaranya adalah perempuan, menerima upah minimum kurang dari $3 per hari, yang merupakan upah terendah di dunia. Sebagian besar dari mereka bekerja selama berjam-jam dengan upah yang sangat rendah, mengalami kecelakaan di pabrik, dan dilayani dengan kasar oleh majikan mereka, terkadang hingga mati dipukuli. Para perempuan ini seringkali hanya dapat melihat anak-anak mereka sekali atau dua kali dalam setahun, yang biasanya diasuh oleh teman atau kerabat yang tinggal di luar kota.

Separah itulah kaum kapitalis agar mendapat keuntungan sebanyak-banyaknya, tanpa mempedulikan para pekerja yang sangat dirugikan. Saat ini orang-orang di dunia telah dihegemoni oleh kaum kapitalis, karena para konsumen dimanjakan agar mau membeli produk-produknya. "dimanjakan" dalam konteks ini berarti para konsumen diberikan apapun sesuai dengan keinginan para konsumen tersebut, melebihi kebutuhan konsumen. Selain itu, di zaman sekarang banyak sekali trend-trend fashion dimana para konsumen selalu ingin tampil up to date atau kekinian. Inilah yang kaum kapitalis inginkan karena dengan ini mereka dapat memproduksi barang dan mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya.

Industri fast fashion ini sangat lekat dengan kapitalis. Selain itu, kapitalisme juga tidak fokus kepada akibat dari apa yang mereka lakukan, seperti apa dampak dari fast fashion saat ini. Mereka hanya berfokus kepada memproduksi barang dan mendapat keuntungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun