1 Januari,
Semua rakyat Jakarta mengadakan Demo kepada pemerintahan Arif Adi Tauhid karena tidak bisa menjaga masyarakat Indonesia dengan cara mempercepat pemilu.
Tahun baru yang seharusnya menjadi kenangan indah untuk melangkah di tahun yang baru hanya menjadi lelucon bagi segelintir orang. Dan perjuangan Negara Indonesia hanyalah sampah bagi mereka.
Di salah satu gedung Kapten Tiga yang harus mengawasi demo yang terjadi, untuk memantau perkembangan demo yang dilakukan masyarakat yang dimana akhirnya membuat Kapten Tiga berfikir. "Komandan, kenapa saya harus berhadapan dengan mafia Naga Hitam?". "Maaf Kapten Tiga, Kalian adalah bukti bahwa kalian diserang oleh mafia Naga Hitam. Sehingga kami hanya bisa memahami perkembangan formasi dan struktur dengan keberadaan kalian". Kapten Tiga pun hanya terdiam sambil melihat perkembangan demo.
Kapten Tiga dan pasukannya saat itu hanya bisa mengingant ucapan Presiden Arif Adi Tauhid ketika datang untuk memantau perkembangan struktur saat apel pagi. Bahwa kejadian tersebut memang benar - benar terencana, dan mereka sangat berharap menggulingkan Presiden Arif Adi Tauhid untuk membangun mafia Asia.
Saat ini pergerakan mafia Naga Hitam sedang mencoba menyerang Korea, hal ini terlihat ketika Bitcoin hasil rampokan mafia Naga Hitam memberikan pendanaan bagi kelompok kriminal di Korea. Mereka mencoba memberikan uang banyak demi melakukan pelecehan terhadap artis Korea, dan membully semua orang di Korea untuk tunduk pada mafia Naga Hitam. Bahkan kejadian tersebut telah memberikan jatuh korban hingga bunuh diri.
"Kapten Tiga, setelah masalah pemboman tahun baru ini berakhir. Kau dan Ridwan akan pergi ke Korea untuk memantau perkembangan Bitcoin tersebut". "Siap Komandan" Kapten Tiga pun memberikan konfirmasi dengan sigap.
Tiba - tiba ada kelompok masyarakat entah dari mana berasal mengaku sebagai kelompok Front Arif Adi Tauhid Untuk Indonesia. Bentrok pun terjadi, Kapten Tiga langsung turun ke lapangan untuk melerai kejadian tersebut.
"Lihat Kapten Tiga, mereka mencoba membunuh masyarakat yang sedang demo". Kapten Tiga melihat salah satu demonstran sedang di injak dengan keras di bagian dadanya hingga batuk mengeluarkan darah dan orang - orang yang dipukul menggunakan batu ke kepala kepada salah satu demonstran.
"Komandan sepertinya mereka ingin menghilangkan bukti provokator yang membuat demo penggulingan Arif Adi Tauhid" Kapten Tiga cepat melaporkan hal tersebut pada pusat.
Akhirnya demostran tersebut lari kocar - kacir meninggalkan gedung DPR dan MPR. Hal tersebut terberitakan ke seluruh Indonesia dengan memakan korban jiwa.
Elaktabilitas Presiden Arif Adi Tauhid pun turun di mata masyarakat. Bahwa Presiden Arif Adi Tauhid hanyalah sekelompok preman yang ingin menguasai Indonesia.