Kemelut badai yang menerpa Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum Partai Demokrat nampaknya belum juga akan reda, pasalnya di setiap persidangan Nazarudin kerap nama Anas Urabaningrum disebut-sebut, sebagai pemilik perusahaan ini-lah, perusahaan anu-lah, atau penangungjawab apapun. Tekanan demi tekanan yang dihadapi Anas Urbaningrum ini mungkin saja membuat dia geram dan gelisah karena meskipun belum ditetapkan sebagai tersangka, namun persepsi publik terhadap dirinya bahkan telah menghakimi posisinya bagaikan seorang penjahat korupsi.
Kegeraman yang dialaminya dapat kita pahami bersama, bila seseorang yang memang tidak terlibat sedikitpun dalam proses maupun dalam pengerjaan proyek yang disangkakan, kemudian dituduh yang tidak-tidak pasti akan membuat siapa saja geram, apalagi tuduhan yang dialamatkan merupakan uang negara yang jumlahnya milyaran rupiah. Sangking geramnya muncul statement dari Anas Urbaningrum "bila saya terbukti korupsi Rp 1, maka saya bersedia digantung dimonas".
Pengakuan ini langsung saja menegaskan sebuah kepercayaan diri anas urabaningrum, selaku orang yang dituding melakukan tindak melawan hukum oleh kubu Nazarudin cs. tanggapan dari berbagai pihakpun berdatangan, terkait pernyataan anas yang berani digantung di monas bila terbukti melakukan tindak pidana korupsi, terutama tanggapan yang datang dari rivalnya M.Nazarudin.
M. Nazarudin menganggap statement Anas hanya akal-akalan dan bualan saja, dan menantang balik Ketua Umum Partai Demokrat ini untuk melakukan sumpah pocong kalo berani. yang terjadi seakan-akan saling tuding dan adu kuat diantara keduanya melalui statement dimedia yang malah menimbulkan kontroversi dan polemik bagi masyarakat. Sebenarnya kita tidak ingin dipusingkan dengan semua hal yang beredar, masyarakat hanya menginginkan agar kasus ini cepat selesai dan terang benderang seperti adanya.
Marilah semua yang terjadi kita serahkan kepada proses hukum, namun dengan catatan harus disertai dengan kerjasama (kooperatif) dan dilandasi dengan kejujuran, walaupun pada akhirnya akan menjerat diri sendiri. Sikap seorang NEGARAWAN harus ada pada dua orang kader muda bangsa ini. meski memiliki track record yang buruk dimata publik sekarang, namun harus kita akui bahwa mereka memang memiliki potensi, namuin tidak ditempatkan secara tepat dan benar saja. kasus ini bisa menjadi pembelajaran bagi publik, bukan hanya bagaimana proses penegakan hukum berjalan, namun bagaimana sikap seorang negarawan dalam menghadapi kasus korupsi dan dugaan kasus, sayang belum ada diantara mereka yang bisa menjadi contoh bagi saya.
-anzaw, a restless writer-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H