Mohon tunggu...
Anzaw
Anzaw Mohon Tunggu... Pelajar -

bukan apa-apa, hanya butiran kecil kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Dualisme PSSI & Anomali Suporter Indonesia

20 Maret 2012   13:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:42 915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

LUAR BIASA! PSSI kita hari ini, pasalnya akhir minggu ini telah resmi terbentuk 2 kepemimpinan yang akan melanjutkan perjalanan sepakbola Indonesia dengan label Pengurus PSSI. Hal ini terjadi pasca Kongres Luar Biasa KPSI, yang mengklaim diikuti oleh anggota PSSI pemilik suara yang sah. dan memperoleh hasil La Nyalla Mattalitt sebagai ketua Umum PSSI-KPSI.

Tampaknya ketidakmampuan PSSI dalam mempersatukan kompetisi liga di Indonesia dan buruknya performa Timnas indonesia, menjadi dosa terbesar PSSI dibawah kepemimpinan Djohar Arifin. yang terakhir adalah kekalahan menyesakkan 10-0 dari tuan rumah bahrain, yang sungguh meluluhlantahkan kehormatan PSSI dimata penikmat bola di tanah air.

Dengan terbentuknya PSSI versi KPSI, berarti ada 2 kepemimpinan atas nama PSSI. Hal ini tentu saja membuat Menpora selaku orang yang paling bertanggung jawab atas semua permasalahan olehraga direpublik ini menjadi bingun, antara ingin menyelesaikan namun tidak ingin memihak salah satu kubu, namun yang terjadi seperti pembiaran. yang paling terlukai pastinya adalah para pencinta sepakbola tanah air dan tentunya saya sendiri, bahkan menimbulkan anomali suporter di tengah kebingungan ini.

Anomali dalam bidang ilmu psikologi dan sosiologi merupakan suatu perilaku yang menyimpang, aneh, ganjil dari perilaku yang biasa atau umum secara pribadi atau individu maupun sosial (C.P. Chaplin, 1989). ketika hal-hal menyimpang telah terjadi dan tidak kunjung terselesaikan, mungkin karena serba salah bila diselesaikan. ini menjadi sanderaan jiwa tersendiri, begitulah kira-kira yang terjadi dalam permasalahan PSSI kita.
Ketika permasalahan yang berusaha dipecahkan semestinya berkurang, dan tidak bertambah banyak (terpecah). Bukan hanya melihat dari kubu mana dan apa kepentingannya, seharusnya semangat untuk memperbaiki persepakbolaan menjadi hal yang paling utama. sampai kapankah anomali ini akan berlanjut?, mungkin hanya waktu dan rumput-rumput yang bergoyang tahu jawabnya...

-anzaw, a restless writer

Sumber disini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun