Tuntutan untuk sukses selagi muda. Mungkin itu yang memotivasi beberapa pemuda di kantor pajak yang namanya kian hari kian santer saja terdengar. Dimulai dari Gayus H. Tambunan, yang memiliki rumah mewah dengan harga milyaran rupiah dan diduga menggelapkan beberapa kasus pajak besar. kemudian baru-baru ini nama Dhana Widyatmikawardana dan Ajib yang diduga melakukan penggelapan hasil pajak mulai menghiasi ruang-ruang pemberitaan publik yang kian hari makin menggema di telinga.
Persoalan di kantor pajak ini menimbulkan banyak tanda tanya besar terhadap maraknya penyalahgunaan wewenang oleh pegawai pajak yang usianya masih produktif dan muda. rasanya bukan hanya motif ekonomi yang melatarbelakangi aksi para pemuda ini, namun ada sebuah sistem yang salah dan mendukung hampir siapa saja yang bekerja dikantor pajak. saya teringat dengan sebuah teori dari sigmund freud tentang fenomena gunung es, bahwa apa yang kini terlihat mungkin hanya sebagian kecil puncak yang terlihat dari bongkahan gunung es yang terendam oleh air. mungkin saja akan kembali terkuak beberapa kasus yang serupa bila memang dugaan penyalahgunaan wewenang itu adalah kesalahan sistem, karena sistem yang salah akan menjalar keberbagai aspek dan dimensi di kantor pelayanan pajak.
lagi-lagi yang dirugikan adalah rakyat yang tidak tahu apa-apa, seperti saya. yang tidak ingin dipusingkan oleh pemberitaan seputar pajak yang ngejelimet, dan itu bukan uang saya. namun ketika berpikir bahwa infrastruktur dan pelayanan pemerintah juga di biayai oleh pajak, saya menyadari bahwa ada hak saya disitu. langsung saja saya berasumsi, mungkin pelayanan pemerintah kini masih banyak yang belum maksimal, karena ini adalah dosa dari hulu aliran keuangan yang belum maksimal, dengan kata lain. penarikan uang pajak yang terus-menerus dikebiri oleh oknum pegawai pengemplang pajak yang berkongsi dengan pengusaha akan mempengaruhi di sisi penerimaan, bila penerimaan minim maka akan ada penjatahan beberapa bidang agar semua bisa berjalan walaupun belum maksimal. itulah yang saya rasa pemerintahan ini berjalan seolah-olah diPAKSAKAN berjalan sebagai mana mestinya, sedangkan nutrisi yang dimakannya selalu saja dikebiri oleh cacing-cacing muda mengemplang pajak.
Dhana, Gayus dan Ajib adalah contoh kecil dari banyaknya fenomena anak muda yang (pintar) bermanuver dalam pajak. lalu kepada siapa kita mesti berharap bila para pemudanya saja sudah jago bermain di bawah meja demi kepentingan pribadi dan kelompok dalam bingkai konspirasi.
-anzaw, a restless writer-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H