Mohon tunggu...
Kang Mujib Huda
Kang Mujib Huda Mohon Tunggu... Guru - Guru swasta

Hanya manusia biasa

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Orangtua Sebagai Guru Profesional

29 Agustus 2023   17:09 Diperbarui: 29 Agustus 2023   17:13 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjadi seorang guru merupakan hak asasi, tidak ada paksaan oleh siapapun dan kepada siapapun. Akan tetapi sebagai manusia tentunya dia akan menjadi orang tua yang juga mempunyai seorang anak yang mau tidak mau harus dibimbing, apalagi dalam rumah tangga, keluarga merupakan sekolah pertama bagi seorang anak.

Orang tua seharusnya berperan sebagai pendidik bagi anak-anak mereka, mendampingi mereka dalam proses belajar, menjelaskan konsep yang sulit, dan mendorong pemahaman yang lebih baik. Namun, pada kenyataannya, banyak orang tua menghadapi tantangan dalam memainkan peran ini. Ada beberapa alasan mengapa ini terjadi.

Banyak orang tua mungkin tidak memiliki waktu yang cukup untuk mendampingi anak-anak mereka karena keterbatasan pekerjaan, tanggung jawab rumah tangga, dan aktivitas lainnya. Dalam beberapa kasus, orang tua mungkin juga kurang memahami materi pelajaran modern atau cara pengajaran yang berbeda dari yang mereka alami saat mereka masih bersekolah.

Kurangnya kesabaran juga bisa menjadi faktor. Pendidikan memerlukan waktu dan upaya, terutama ketika anak menghadapi kesulitan dalam memahami konsep tertentu. Beberapa orang tua mungkin tidak sabar dan lebih memilih jalan pintas, seperti mengerjakan tugas sekolah anak atau mengandalkan bantuan luar untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sulit.

Selain itu, tekanan untuk mendapatkan nilai yang baik atau prestasi akademis yang tinggi juga dapat mempengaruhi sikap orang tua. Beberapa orang tua mungkin merasa bahwa mengerjakan tugas anak atau membantu mereka dengan cara tertentu adalah satu-satunya cara untuk memastikan anak-anak meraih hasil yang baik. Ini bisa disebabkan oleh harapan masyarakat atau persepsi bahwa prestasi akademis yang tinggi merupakan tolak ukur keberhasilan.

Namun, terlalu banyak campur tangan orang tua dalam tugas sekolah atau belajar anak dapat memiliki konsekuensi negatif. Anak-anak mungkin kehilangan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan mandiri, pemecahan masalah, dan rasa tanggung jawab terhadap pendidikan mereka sendiri.

Idealnya, pendidikan adalah usaha bersama antara guru, anak, dan orang tua. Guru memberikan panduan dan dukungan dalam pembelajaran, sementara orang tua memberikan dukungan emosional dan lingkungan belajar yang positif. Anak-anak juga perlu diajak untuk mengambil tanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri, dengan dukungan dari orang tua dan guru jika mereka menghadapi kesulitan.

Namun, kenyataan dilapangan adalah bahwa beberapa orang tua mengungkapkan rasa ketidaknyamanan dan mengakui bahwa pendekatan tersebut menimbulkan kesulitan karena menuntut mereka untuk mengembangkan ulang pemahaman mereka. Meskipun demikian, hal ini sejalan dengan esensi menjadi seorang orang tua yang sebenarnya, yang mana melibatkan kewajiban untuk terus belajar dan tumbuh.

Sejak awal kehamilan, peran orang tua melibatkan upaya pembelajaran yang tak henti. Ini mencakup pemahaman terhadap perlakuan khusus untuk ibu hamil, pengetahuan akan asupan yang tepat untuk kesehatannya, serta kesadaran akan tahap perkembangan yang harus diawasi agar pertumbuhan janin berlangsung optimal. Setelah kelahiran, proses pembelajaran berlanjut dengan merawat bayi, yang mencakup pemahaman mendalam tentang tahapan pertumbuhannya.

Seluruh rangkaian pembelajaran ini sebenarnya mencerminkan hakikat menjadi orang tua, di mana pembelajaran adalah elemen sentralnya. Meski mungkin ada tantangan dalam mengadaptasi pendekatan baru, sebenarnya hal ini merupakan bagian tak terpisahkan dari peran orang tua yang harus terus berkembang. Penting untuk diingat bahwa proses pembelajaran ini tidak akan berakhir, bahkan hingga akhir hayat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun