Mohon tunggu...
Wa Ode Shofiyyah
Wa Ode Shofiyyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangaa

Hobi membaca, menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Peran Media Sosial Dalam Membentuk Opini Publik Di Era Modern

29 Desember 2024   20:35 Diperbarui: 29 Desember 2024   20:32 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Media sosial telah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Kita semua pasti sering membuka Facebook, Instagram, TikTok, atau Twitter, entah untuk sekedar mencari hiburan, mencari informasi, atau hanya sekadar scroll timeline. Seringkali rutinitas ini dianggap kecil dan remeh. Padahal nyatanya, media sosial memiliki pengaruh yang besar terhadap kehidupan manusia, khususnya dalam membentuk opini publik. Mulai dari hal-hal sederhana yang kita bahas sehari-hari, seperti menu apa yang akan dimasak, sampai isu-isu global, politik, sosial-budaya dan ekonomi pun, hanya dengan melihat reels Instagram yang lewat di beranda, semuanya dipengaruhi oleh apa yang kita lihat di media sosial.

Media Sosial Sebagai Tempat Mencari Informasi

Zaman sekarang, orang lebih sering mencari berita lewat media sosial daripada menonton TV atau membaca koran. Alasannya sederhana: lebih cepat, mudah diakses, dan selalu Up-to Date atau selalu ada pembaruan. Dalam hitungan menit saja, suatu berita atau informasi bisa menyebar ke banyak orang.

Tapi, hal ini memberikan beberapa dampak negatif. Informasi yang menyebar di media sosial sering kali tidak jelas kebenarannya. Hoaks atau berita palsu sangat mudah sekali menyebar. Informasi palsu yang menyebar ini biasanya yang dapat memicu kekhawatiran orang banyak. Seperti contoh, ada hoaks tentang vaksin yang membuat orang takut karena katanya berbahaya dan dapat menyebabkan kematian, padahal informasinya tersebut salah. Maka dari itu, kita harus selalu cek kebenaran informasi yang kita dapat sebelum percaya atau ikut menyebarkannya.

Suara Orang Biasa Bisa Jadi Kuat

Salah satu hal yang menarik dari media sosial adalah semua orang punya kesempatan untuk bersuara. Mau kamu mahasiswa, pekerja, atau siapa pun, pendapatmu bisa didengar kalau diunggah ke media sosial. Bahkan, isu-isu besar sering kali dimulai dari unggahan sederhana seseorang yang jadi viral.

Contohnya, gerakan #MeToo dan #BlackLivesMatter. Awalnya hanya dari beberapa postingan, begitu postingan ini viral, banyak orang yang tergugah untuk ikut memposting, dan lama-lama hal ini tidak hanya sekedar postingan viral tapi kemudian menjadi sebuah gerakan besar yang kemudian memengaruhi cara banyak orang melihat isu tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa dengan media sosial, suara individu bisa jadi kekuatan kolektif yang luar biasa.

Algoritma dan "Filter Bubble"

Meski kelihatannya media sosial itu bebas, sebenarnya ada yang mengatur apa yang kita lihat, yaitu algoritma. Algoritma ini menyesuaikan dengan konten apa yang sering kita klik atau sukai. Akibatnya, kita sering terjebak di "filter bubble," yaitu situasi di mana kita hanya melihat informasi yang sesuai dengan pandangan kita saja.

Hal ini bisa jadi masalah besar, terutama jika menyangkut isu politik. Orang yang pro pada satu kandidat mungkin hanya melihat konten yang mendukung kandidat itu, dan begitu pun sebaliknya. Akhirnya, orang jadi sulit untuk menerima pandangan yang berbeda, bahkan cenderung menjadi bermusuhan dan terpecah belah.

Influencer dan Pengaruh Mereka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun