Mohon tunggu...
Any Sukamto
Any Sukamto Mohon Tunggu... Penulis - Belajar dan belajar

Ibu rumah tangga yang berharap keberkahan hidup dalam tiap embusan napas.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memperbanyak Teman Sefrekwensi Melalui Komunitas

11 Juni 2023   09:06 Diperbarui: 11 Juni 2023   09:08 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar dokpri. Komunitas Alumni PMR Tetrasma saat baksos di panti weedha.

Komunitas, menurut KBBI artinya kelompok organisasi yang hidup dan saling berinteraksi di dalam daerah tertentu. Dengan berkomunitas berarti kita mempunyai komunitas yang terbentuk karena suatu kesamaan, bisa karena hobi, pendidikan, profesi, atau kepemilikan. Dengan berkomunitas, berarti juga bisa menambah atau menunjukkan identitas diri kita.

Dalam suatu komunitas, tentu tidak hanya berkumpul dan sekadar saling kenal. Pasti ada kegiatan lain yang akan dibicarakan dan bisa jadi diselenggarakan. Dari sinilah kita bisa belajar berbagai hal. Niat awal yang hanya ingin tergabung dalam suatu komunitas untuk menambah identitas diri, bisa jadi menambah wawasan dan memperluas pertemanan. Itulah keuntungan berkomunitas.

Namun, tidak hanya keuntungan yang didapatkan, ada konsekuensinya juga dalam berkomunitas. Makin banyak kegiatan tentu makin banyak juga dana yang dibutuhkan. Sudah siapkah kita dengan hal ini? Terlebih jika komunitas yang kita ikuti adalah komunitas yang biasanya diikuti oleh mereka-mereka yang berduit. 

Membicarakan kelebihan berkomunitas sudah pasti ada kekurangannya. Namun, jika kita memahami itu pasti akan enjoy saja. Kita harus bijaksana memilih komunitas. Tidak semua komunitas bisa kita ikuti dan cocok. 

Dengan berkomunitas, seharusnya bisa menambah ilmu dan wawasan kita. Sebab kita bisa mengambil ilmu dari pembicaraan di grup atau saat acara-acara yang diselenggarakan, saat kopdar. Kita juga jadi makin bijak menyikapi suatu masalah, tidak grusa-grusu dalam bertindak, dan memutuskan suatu perkara. 

Anggota suatu komunitas pasti bermacam-macam dan berbeda latar belakangnya. Baik masalah pendidikan, pekerjaan, kemampuan finansial, atau kepribadian. Semua itu bisa kita tepiskan jika kita mengutamakan tujuan komunitas itu. Lebih mendahulukan kepentingan komunitas daripada ego diri sendiri. Meskipun tidak mudah, justru di sanalah kita bisa belajar mengendalikan diri. 

Sebagai contoh komunitas bersepeda. Dari yang awalnya kita nggowes setiap minggu sendiri, dengan bergabung dalam suatu komunitas kita bisa bersama-sama nggowes dengan mereka yang memiliki kegemaran yang sama. Bisa dari teman-teman sekolah, kuliah, atau orang umum yang memiliki kegiatan yang sama.

Kita bisa nggowes lebih jauh dan nyaman. Keselamatan pun terjamin karena pasti lebih diperhatikan. Kenikmatan nggowes yang biasanya bisa kita dapat saat sendiri, dengan nggowes bersama komunitas tentu lebih banyak lagi. Kita bisa ngobrol dan bercanda saat bersepeda. Bahkan, bisa membicarakan sesuatu yang sedikit serius sambil bersepeda. 

Seperti beberapa waktu lalu, saya sempat ikut dalam kegiatan nggowes yang diadakan oleh I4C atau komunitas nggowes dari ikatan alumni SMA Negeri 4 Surabaya. Saya memang belum tergabung dalam komunitas nggowes itu, saya ikut karena diajak salah satu teman yang suaminya batal ikut karena harus berangkat tugas.

Tujuan nggowes waktu itu ke Taman Nasional Baluran. Dari 3 hari jadwal acara, saya sudah bisa merasakan manfaat dan kesenangannya. Beberapa senior atau kakak kelas yang sudah sukses pun ikut bergabung dan kami jadi seperti keluarga besar. Makan bersama, penuh canda, dan banyak perbincangan yang bisa menambah wawasan saya. Banyak hal yang bisa saya ambil hikmahnya dari komunitas itu.

Tentunya, sukses suatu acara harus dibarengi dengan anggaran dana yang sesuai. Sebagai peserta tentu dibebani biaya pendaftaran, meski ada donatur yang juga menyumbangkan sebagian rezekinya. Jika semua saling memahami dan mengerti, maka sukses acara bukanlah impian, semua berkontribusi semua pun akan merasakan bahagia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun