Mohon tunggu...
Any Sukamto
Any Sukamto Mohon Tunggu... Penulis - Belajar dan belajar

Ibu rumah tangga yang berharap keberkahan hidup dalam tiap embusan napas.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Untuk Sahabat

30 Juni 2021   15:09 Diperbarui: 1 Juli 2021   06:16 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk Sahabat

Aku merenung di keheningan, hingga tanpa sadar butiran bening mengalir dari sudut kelopak mata. Bagaikan anak sungai dengan airnya yang deras, rasaku pun hanyut. Entah ke mana arus melarungkannya, aku hanya terdiam, menikmati hangat yang menjalar di pipi.

Teringat beberapa peristiwa sedih yang kualami. Seolah tak kuat jika harus menanggungnya sendiri. Aku terjatuh, penuh luka, dan menderita.

Lalu, mereka datang mengulurkan tangan. Aku dikuatkan, aku didukung, dan aku disembuhkan. Begitu tulus mereka memberi pertolongan.

Namun kini, ketika mereka membutuhkan bantuan, aku hanya terdiam. Aku bungkam. Hening menyeruak di sekujur tubuhku.

Manusia macam apa diriku ini? Di mana nurani bersembunyi? Apakah sanubari tak bisa berempati lagi?

Kembali aku tersadar, aku hanya manusia lemah, hanya seonggok jasad hidup yang tak penting bagi mereka.

Maaf jika aku hanya menyusahkan, menjadi beban bagi kalian, menjadikan tameng hidup tanpa pernah bisa memberi manfaat.

Harapku, kalian kembali ceria, meski tanpa aku mendampingi.

Inginku, kalian tetap sehat, walau tak bisa kusembuhkan sakit itu.

Doaku, kebahagiaan kalian tetap hangat bersama orang-orang tersayang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun