Pada malam kutitipkan salam
Serta kuukir sebentuk senyum, untuknya yang selalu singgah di kala kelam
Gemintang berkedip, melukis angan dalam temaram
Kulangitkan sebait doa, tentang rindu dan asa yang kian mendendam
Pada malam juga kututurkan arti kecewa
Betapa hati telah mendamba dan hanya hampa yang menyapa
Tanpa rasa, tanpa praduga
Semua berlalu seolah dengan sewajarnya
Haruskah pada malam juga kugantungkan harapan
Tentang indahnya masa depan
Tentang biduk cinta yang bersandar di satu pelabuhan
Tentang terwujudnya impian dalam sebuah kerajaan
Ternyata pada malam, badai menerpa semua angan dan citaku
Perahuku oleng, karang pun menghadang bahteraku
Aku hanya terdiam dalam beku
Menanti fajar menyingkap haru dalam tunggu
Sidoarjo, 23 Oktober 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H