Mohon tunggu...
Any Sukamto
Any Sukamto Mohon Tunggu... Penulis - Belajar dan belajar

Ibu rumah tangga yang berharap keberkahan hidup dalam tiap embusan napas.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Nastar dan Castengel, Beda Tangan Beda Rasa

15 Mei 2020   05:53 Diperbarui: 15 Mei 2020   06:59 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aneka rasa kue kering. Gambar promo online produk kue kering

Cahaya Ramadan mulai beranjak pergi. Fajar Idul Fitri segera datang menjelang. Yaitu hari penuh kemenangan bagi yang telah berjuang mengalahkan hawa nafsu selama sebulan. 

Idul Fitri, identik dengan pesta kemenangan. Perayaan hari istimewa dengan menyediakan segala hidangan. Aneka makanan, minuman, buah dan macam-macam kue disuguhkan.

Dari tahun ke tahun, kemeriahan Idul Fitri serasa tak lengkap bila tak ada suguhan kue kering. Oleh karena itu, bermacam rasa kue dihadirkan untuk turut meramaikan. Bermacam bentuk diciptakan agar menambah ragam hidangan.

Aneka rasa kue kering. Gambar promo online produk kue kering
Aneka rasa kue kering. Gambar promo online produk kue kering
Beberapa kue kering yang selalu ada di setiap rumah adalah nastar dan castengel. Meskipun ada kue lain yang juga berbahan dasar sama, tetapi kedua kue tersebut yang selalu dipilih dan hampir ada di tiap meja dengan bentuk dan rasa yang beda. 

Saat berkunjung ke rumah teman atau kerabat, yang pertama kali kupilih selalu nastar atau castengel. Entah mengapa aku selalu membandingkan kedua kue tersebut dari yang satu dengan yang lain. Apalagi jika itu buatan tuan rumah sendiri.

Bukan untuk mengatakan yang ini enak yang sana tidak enak, ya. Akan tetapi lebih menikmati rasa yang beraneka. Dari resep yang sama, jika berbeda tangan yang mengerjakan maka hasilnya pun akan beda. Dari situlah aku suka membandingkan rasanya yang selalu berbeda.

Kadang kutanyakan bagaimana cara membuatnya, karena buatanku sendiri rasanya tak seperti itu. Meski dengan urutan langkah dan takaran yang sama.

Nastar dan castengel berbahan dasar telur, gula halus, tepung dan margarin. Pada nastar ditambah selai nanas sebagai isi, kalau castengel ditambahkan keju parut. Kue lain pun juga sama, tetapi jumlah takaran yang berbeda membuat rasa jadi tak sama.

Banyak kue lain juga dihidangkan, tetapi nastar dan castengel selalu habis lebih dulu. Seolah bagai primadona, nastar dan castengel selalu dipinang lidah lebih dulu. Komposisi yang sempurna yang menjadikan kedua kue ini menjadi pilihan.

Bagaimana dengan Anda? Apakah juga mengidolakan nastar dan castengel? Apakah suka membandingkannya juga? Di situlah sensasinya, beda tangan beda rasa, beda merk beda rupa.
Selamat mencoba.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun