Untukmu yang selalu menuntut kesempurnaan,Â
Aku hanya manusia biasa yang tak luput dari salah dan dosa. Cela dan hina pun kadang tertera.
Juga bukan manusia sempurna yang bisa kau andalkan segalanya. Cacat juga melengkapi sisi jiwa dan ragaku. Â
Beginilah aku, dengan segala kekurangan dan kelebihan yang telah Tuhan sertakan.
Maaf jika mengecewakanmu. Tak jarang aku merutuki diriku yang lemah.
Jangan  terlalu banyak harap dariku. Hanya akan menambah sesal di dadamu. Â
Aku bukan teman yang baik, sahabat yang setia dan pendengar yang bijaksana.
Aku tetaplah hamba Tuhan dengan segala keterbatasan.
Aku bukan dewa pengobat luka atau dewi pemberi bahagia.
Jika keluhmu tak kudengar, risaumu tak kutampung, dan jiwamu masih hampa, berkacalah!
Maafkan aku yang tak bisa menjaga rasamu.
Ampuni aku yang tak mampu pahami inginmu.
Karena sebagian diriku juga milik mereka.
Bumi Gedangan, 23 April 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H