Penyebaran Covid-19 yang meluas di beberapa daerah di Indonesia membawa cerita tersendiri. Ada yang sadar dan patuh dengan himbauan pemerintah tentang perlunya social distancing. Namun, ada pula yang nekat keluar rumah untuk berbagai keperluan, bahkan merasa masih sehat dan terlindungi.
Berbagai alasan itu dikemukakan untuk tidak mematuhi anjuran tersebut. Salah satunya, pencari nafkah yang harus tetap  bekerja untuk memberi makan anak dan istrinya.
Ada juga pedagang yang memang harus berjualan, karena dari berdagang itulah nafkah baru didapat. Hanya bisa prihatin ketika membaca curahan hati beberapa teman di aplikasi hijau.
Penyebaran Covid-19 telah membawa dampak negatif pula bagi perekonomian mereka. Anjuran social distancing justru memperburuk kehidupan mereka.
Bagai makan buah simalakama, keluar rumah berisiko terpapar penyakit. Namun, jika tetap tinggal di rumah anak dan istri menjerit kelaparan. Bagaimana harus menyikapinya?
Beberapa pedagang kecil sangat merasakan dampaknya. Saat ini, mungkin mereka merasa masih sehat. Akan tetapi bukan jaminan mereka akan tetap sehat jika masih sering keluar rumah.Ada yang berani mengambil risiko berjualan keliling menjajakan dagangannya. Berharap rezeki tetap menyapanya dan pulang membawa nafkah untuk anak istri tercinta. Namun, tetap saja tak seorang pun ada di luar dan membeli dagangannya.
Tak beda jauh dengan nasib tukang ojek online. Sudah seharian menunggu orderan, hingga malam menjelang baru mendapatkan satu orderan. Lalu apa yang akan dibawa pulang untuk anak istri di rumah?
Kekhawatiran seorang istri yang menanti kedatangan suaminya membawa rezeki, tak kalah mengiris hati. Sudah tiga bulan suaminya di PHK dan belum menerima upah yang dijanjikan.
Belum lagi pekerjaan baru didapat, tetapi kondisi berubah menjadi menakutkan seperti sekarang. Tak ada sesuatu di rumah yang bisa digunakan untuk mengganjal perut kosongnya.
Hanya kepasrahan dan keikhlasan menerima keadaan seperti ini. Berharap semoga corona segera kembali ke pemiliknya dan perekonomian pulih seperti sediakala. Aktivitas kembali normal tanpa ada kekhawatiran lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H