Mohon tunggu...
Anya Zofia
Anya Zofia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Sebelas Maret

Halo sobat pena... Mari berkarya inovatif dengan menulis kreatif!

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Urgensi Mempelajari Linguistik bagi Guru dan Peserta Didik dalam Perspektif Linguistik maupun Hubungannya dengan Cabang Ilmu Lain

27 Desember 2023   21:45 Diperbarui: 28 Desember 2023   05:57 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anya Zofia dan Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum.

Mahasiswa dan Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret

Halo sobat pena!

Sebagai seorang pendidik, sudah sepantasnya untuk berkompetensi dan profesional. Kompetensi merupakan kemampuan yang digunakan dalam melaksanakan suatu tugas. Sementara itu, profesional merupakan keahlian yang dimiliki seseorang dalam suatu bidang. Profesional akan terbentuk jika memiliki kompetensi. Maka dari itu, seseorang harus belajar dengan sungguh-sungguh dan mendalami hal yang ingin ditekuni, agar dapat memiliki suatu keahlian. Khususnya guru mata pelajaran bahasa Indonesia, mereka harus menguasai ilmu yang akan diajarkan secara teoritis maupun praktik. Hal ini dimaksudkan agar mereka mampu menyampaikan materi pada peserta didik sesuai dengan kapasitasnya.

Tujuan dari pembelajaran bahasa Indonesia tidak lain adalah meningkatkan keterampilan berbahasa peserta didik. Pada kenyataannya, banyak peserta didik yang telah menggunakan bahasa Indonesia, tetapi belum sampai tahap terampil. Mereka akan dikatakan terampil berbahasa Indonesia, jika telah memiliki kemampuan menempatkan aturan-aturan linguistik sesuai dengan fungsi dan konteksnya. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia tidak berfokus pada pengetahuan tata bahasa saja. Pembelajarannya juga mengutamakan praktik penggunaan pada dunia nyata. Untuk mengatasi semua itu, dibutuhkan tenaga pengajar yang berkompetensi dan profesional dalam bidang bahasa.

Melahirkan guru bahasa Indonesia yang berkompetensi dan profesional memiliki kaitan erat dengan ilmu linguistik. Dalam linguistik, seseorang akan belajar tentang bahasa dalam berbagai aspek. Aspek tersebut dijelaskan baik dalam perspektif linguistik itu sendiri, atau hubungannya dengan ilmu lain. Aspek dalam perspektif linguistik mencakup hakikat bahasa, pembagian dikotomis bahasa, kajian bahasa sebagai kajian ilmiah, dasar-dasar fonologi, dasar-dasar morfologi, dasar-dasar sintaksis, dasar-dasar semantik, dasar-dasar tata wacana, dan model-model gramatika. Berdasarkan aspek-aspek tersebut dapat diketahui bahwa linguistik memberikan wawasan mengenai seluk beluk tentang bahasa.

Ilmu linguistik dapat dijadikan bekal dalam dunia pengajaran. Hal tersebut dapat dilihat bahwa secara umum siswa menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utamanya di sekolah, meskipun mereka juga memiliki bahasa ibu masing-masing. Dalam hal ini, teori linguistik deskriptif komparatif dapat diterapkan untuk menelaah berbagai bentuk, struktur (fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik), hingga perbandingan perkembangan kedua bahasa yang telah dikuasai tersebut. Berdasarkan contoh tersebut, dapat diartikan kajian linguistik ini dapat digunakan sebagai sumber teori dalam pengajaran bahasa. Teori tersebut nantinya dapat dijadikan prinsip dalam pengajaran yang sesuai dengan hakikat bahasa dalam perspektif linguistik.

Linguistik juga mempelajari mengenai hubungannya dengan cabang ilmu lain. Hal itu tentunya membuat linguistik menjadi ilmu yang memiliki cakupan yang luas. Pada kondisi tersebut, dinamakan dengan linguistik fungsional yang kandungannya hampir mirip dengan bidang interdisipliner. 

Hubungan tersebut seperti sosiolinguistik, yang merupakan gabungan dari ilmu sosiologi dan linguistik. Dalam sosiolinguistik, dipaparkan mengenai bagaimana bahasa itu digunakan dalam lingkungan sosial, seperti siapa yang berbicara, apa bahasanya, kepada siapa berbicara, kapan berbicara, dan untuk apa berbicara. Selain itu, ada psikolinguistik yang menjelaskan mengenai perilaku bahasa seseorang baik yang terlihat, seperti ketika berbicara atau menulis dan tidak terlihat, berupa pemahaman seseorang mengenai apa yang disimak dan dibacanya. Perilaku bahasa tersebut dimulai dari persepsi, pemrosesan bahasa, hingga bahasa itu dihasilkan. Selanjutnya, dalam antropolinguistik membahas mengenai hubungan antara bahasa dengan budaya yang ada di sekitar. Bahasa di sini sangat penting untuk memahami budaya agar tidak terjadi kesalahpahaman hanya karena tidak mampu berbahasa sesuai dengan budaya tertentu.

Kajian linguistik dengan cabang ilmu lain dapat memberikan pemahaman peserta didik mengenai penggunaan bahasa dalam konteksnya yang langsung berada dalam masyarakat. Hal itu dapat dilihat baik hubungannya dengan orang lain, perilaku bahasa, maupun pentingnya bahasa dalam memahami budaya tertentu. Dalam hal ini, guru juga perlu mendalami kajian linguistik tersebut agar peserta didik tidak berfokus pada pengetahuan teori saja, tetapi juga paham bagaimana sikap bahasa yang tepat digunakan saat berada di lapangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun