Mohon tunggu...
Anya Nabilah
Anya Nabilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Deepfake: Sebuah Seni atau Ancaman?

23 Desember 2024   12:00 Diperbarui: 23 Desember 2024   12:18 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi deepfake (Sumber: DailySEO ID)

Kemunculan Deepfake

Deepfake merupakan salah satu jenis teknologi yang memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk memanipulasi video, foto, maupun audio. AI (Artificial Intelligence)  sendiri merupakan teknologi yang memungkinkan computer atau mesin memiliki kemampuan berpikir, belajar, memecahkan sebuah masalah layaknya manusia. Deepfake pertama kali diperkenalkan ke masyarakat luas di akhir tahun 2017 oleh seorang pengguna dari sebuah platform komunitas online, yang mengunggah konten eksplisit dengan menukar wajah seseorang pada tubuh orang lain.

Dalam waktu singkat, sistem pembuatan deepfake menjadi lebih sederhana sehingga memudahkan masyarakat untuk mengakses dan menggunakannya dengan mudah. Kemudahan dalam penggunaan deepfake ini menciptakan rasa kagum sekaligus kekhawatiran global mengenai dampak yang dapat ditimbulkan. Di satu sisi, penggunaan teknologi ini dapat berdampak positif pada zaman yang semakin canggih dan di sisi lain memicu ancaman pada privasi dan keamanan umum.

Bagaimana Pembuatan Deepfake?

Deepfake dapat sempurna berkat teknologi yang berada dibaliknya. Teknologi tersebut adalah GANs (Generative Adversarial Networks). GANs merupakan arsitektur dari jaringan saraf tiruan yang terdiri dari dua jaringan, yaitu Generator dan Diskriminator.

  • Generator

Jaringan Generator bekerja untuk membuat data palsu, seperti video, gambar, ataupun audio menyerupai kenyataan dari data yang telah dikumpulkan. Walaupun hasilnya masih terlihat berantakan, namun setelah beradaptasi, jaringan ini akan menghasilkan data yang semakin terlihat realistis.

  • Diskriminator

Jaringan Diskriminator sendiri bertugas menganalisis perbedaan dari data nyata dan data palsu yang telah diciptakan Generator. Semakin banyak data palsu yang diciptakan Generator, semakin keras juga kerja Diskriminator untuk menganalisis perbedaannya.

Dalam konteks deepfake, Generator dan Diskriminator bekerja untuk terus “bersaing”. Maksud dari “bersaing” sendiri adalah Generator bekerja keras menciptakan data palsu yang sulit untuk dibedakan, sedangkan Diskriminator akan meningkatkan analisisnya untuk membedakan data nyata dan data palsu. Jadi, melalui persaingan ini, semakin cerdas Diskriminator dalam menganalisis, maka semakin ahli pula Generator dalam menciptakan data palsu. Sehingga, dari proses tersebut dihasilkan sebuah deepfake yang sangat menyerupai aslinya.

Potensi Positif Deepfake

  • Dalam Industri Hiburan

Teknologi deepfake berpotensi memudahkan seniman efek visual (VFX) dalam menciptakan efek visual yang realistis dan proses penggantian wajah seseorang. Selain itu, teknologi ini juga dapat “menghidupkan kembali” seniman atau artis yang telah meninggal, contohnya untuk sekuel sebuah film. Hal ini juga memungkinkan penggemar untuk melepas rindu pada seorang seniman yang telah meninggal.

  • Bisnis dan Edukasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun