Mohon tunggu...
anwar saksono
anwar saksono Mohon Tunggu... profesional -

dari suara hati menyampaikan kebenaran

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Rapor Cucu (Kurikulum 2013) dan "Baju Baru Kaisar"

10 Januari 2014   09:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:58 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Membaca tulisan Dr Rossy Sanusi (FK UGM) rossisanusi.wordpress.com di dalam tulisannya yang berjudul [“Baju baru kasiar” dalam pendidikan Profesi Kesehatan], saya jadi tertarik dengan apa yang sedang berlaku pada dunia pendidikan umum yang sedang berjalan, mulai SD sampai SMA dengan diberlakukannya “Kurikulum 2013”.

Dalam tulisannya Dr Rossy menyampaikan apa yang ditulis Marvis dkk (1996) yang pernah mengingatkan banyak pihak dengan diberlakukannya system penilaian baru di bidang pendidikan profesi kesehatan  dengan cerita anak – anak Hans Christian Andersen berjudul “Baju baru kaisar”, karena gagasan keliru yang seolah – olah masuk akal yang bisa diterima pihak karena ketidaktahuan atau yang diterima orang – orang yang mempunyai kepentingan pribadi tapi takut dianggap tidak layak untuk memegang jabatan karena tidak faham dan tidak setuju karena takut dianggap tidak mengikuti mode atau kurang memahami inovasi.

Seperti dalam kisah Andersen, kaisar dan para pembesar serta khalayak ramai, ditipu oleh dua penenun palsu tentang keberhasilannya untuk membuat baju baru untuk sang kaisar.  Apa yang terjadi ketika sang kaisar berpawai memamerkan baju barunya ? di tengah kerumunan banyak pejabat, masyarakat dan khalayak yang mengelu-elukan sang kaisar dengan baju barunta, tiba-tiba ada anak kecil yang berteriak “ibu…, kaisar telanjang!”.

Seperti anak yang polos,  sebaiknya pemegang wewenang  pendidikan di tingkat pusat dan regional sebaiknya memberikan masukan yang rasional kepada para pembuat kebijakan.

Sampai saat ini, dari sekian ribu sekolah yang ada di wilayah Indonesia, belum semua melaksanakan Kurikulum 2013. Bahkan sebagai orang tua saya merasa masih jauh untuk memahami hasil belajar dari siswa yang disajikan dalam Laporan hasil belajar Semester 1 (kebetulan cucu saya ada yang belajar di sekolah yang ditunjuk untuk melaksanakan Kurikulum 2013 di kota saya tinggal)

Kepala Sekolahnya menyampaikan kepada saya, sampai saat berakhirnya semester 1 tahun ini belum ada standard baku untuk menilai hasil kegiatan belajar siswa yang belajar menggunakan kurikulum 2013, sehingga raport hasil kegiatan ditulis “Buku Rapor Sementara”

Bagaimana dengan guru pengampu kelas yang melaksanakan Kurikulum 2013 ? Sebagian besar dari pengajar yang ada masih belum memahami benar bagaimana mereka berperan dalam melakukan proses pembelajaran di kelas. Mereka terbatasi dengan tugas sebagai fasilitator bagi siswa yang ada di kelasnya.

Apa yang terjadi jika para pengajar kurang mempunyai kemampuan dalam melakukan penilian dari gabungan berbagai kemampuan kognitif, motorik dan afektif ? mudah-mudahan pelatihan yang dilaksanakan untuk persiapan pelaksanaan Kurikulum 2013 mampu membentuk tenaga pengajar yang sesuai dengan harapan.

Jika saja mereka belum mampu, alangkah baiknya kalau mereka masih memakai “baju dalam” seperti yang disarankan Dr Rossy Sanusi, yaitu tidak meninggalkan system pembelajaran yang lama, sampai difahami benar apa dan bagaimananya Kurikulum 2013, sehingga terjadi kesepahaman antara pihak yang bertanggung jawab dalam bidan pendidikan (dalam hal ini sekolah) dengan orang tua siswa yang mempunyai hak untuk mengetahui sampai sejauh mana kemajuan anaknya dalam mengikuti pendidikan di sekolahnya.

Saatnya sekarang ketika memasuki awal semester 2, masing – masing sekolah melakukan catatan tentang pelaksanaan Kurikulum 2013 di sekolah masing – masing, tentang hambatan dan keberhasilan dalam pelaksanaan selama satu semester ini.

Pihak pemegang wewenang di bidang Pendidikan di tingkat daerah, regional diharapkan menyusun jadwal pertemuan atau apapun forumnya agar dapat dikumpulkan masukan – masukan dari pengguna yang ada di seluruh Indonesia, jangan sampai apa yang terjadi di cerita HC Anderson tentang “Baju baru kaisar” tidak terjadi di dunia pendidikan yang sedang melaksanakan Kurikulum 2013

Salam sehat senantiasa

Kauman kulon - banjarnegara, januari 2014

Sumber : rossisanusi.wordpress.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun