Mohon tunggu...
Anwarrovic
Anwarrovic Mohon Tunggu... -

Art Lover

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Dream Theater, Impian Yang Jadi Nyata

20 April 2012   17:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:21 802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Hari ini (21/4)  adalah hari bahagia buat fans Dream Theater Indonesia. Bisa dibilang, inilah mimpi yang jadi kenyataan untuk menyaksikan konser grup band bergenre progressive metal terkemuka di dunia saat ini. Tentu bagi yang ber kocek lebih, karena harga tiket paling murah Rp 750.000 dan termahal (Platinum) Rp 4 jt (+ merchandise). Konser digelar di MEIS Ancol, Jakarta.

Dream Theater didirikan oleh Mike Portnoy, John Petrucci, dan John Myung di Boston, Massachusetts pada tahun 1985. Album pertama When Dream And Day Unite (1989) direkam dengan Charlie Dominici sebagai vokalis dan Kevin Moore  sebagai pemain keyboards. Namun kedua personil ini tak  lama bercokol, mereka keluar bergantian, James LaBrie menggantikan posisi Domici sebagai vokalis, sedangkan Kevin Moore diganti Derek Sherinian. Pada akhirnya Sherinian pun keluar dan digantikan Jordan Rudess sampai sekarang.

Formasi Dream Theater kali ini bisa dibilang istimewa, dengan bergabungnya Mike Mangini  sebagai drumer baru Dream Theater setahun yang lalu,  menggantikan Mike Portnoy yang hengkang (akhir 2010)  dan gabung dengan grup barunya, Avenged Sevenfold. Apa yang istimewa dari Mangini? Istimewa karena dialah yang terpilih diantara 7 drumer top dunia yang ikut audisi yang diadakan Dream Theater.

7 drumer yang ikut audisi adalah;

1. Aquiles Priester (Angra, Paul Di'Anno),  2. Peter Wildoer (Darkane), 3. Marco Minnemann (Kreator, Necrophagist, Ephel Duath, Joe Satriani), 4. Virgil Donati (Planet X, Seven The Hardway), 5. Derek Roddy (Hate Eternal, Nile, To Day is The Day), 6. Thomas Lang (John Wetton, Robert Fripp, Glen Huges), 7. Mike Mangini (Steve Vai, Extreme, Annihilator).

Mengapa Mangini yang terpilih? Pria  kelahiran 18 April 1963 ini bisa dibilang drumer multigenre, ia bisa memainkan thrash, progressive, classic rock, bahkan funk, tapi yang terpenting dari semua itu adalah; spirit Dream Theater ada pada dirinya.

Lalu apa komentar Mangini setelah resmi menjadi anggota Dream Theater? "....bagi saya menjadi bagian dari band yang bukan hanya sebuah band legendaris, tapi band ini adalah rasa dari kepuasan dan tujuan. Saya merasa seperti bagian dari puzzle, dan dengan Mike (Portnoy) secara istimewa, saya sangat terhormat untuk melanjutkan obor baginya, saya melanjutkan semangatnya ". Mungkinkah ini impian Mangini sejak lama dan kini jadi kenyataan? Who knows.

Bagaimana dengan anda, suka yang mana diantara kedua Mike ini, Portnoy atau Mangini?.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun