Saat berada di pertengahan perjanan tiba-tiba kaki saya mengalami pegal yang sangat luar biasa, saya tidak tahu apa yang terjadi saat itu ,padahal saya sudah beberapa kali kesana tapi baru kali ini terasa sangat berbeda, sayapun meminta berhenti terlebih dahulu. Karena pegal yang sangat luarbiasa Ardiansyah dan Nasrul sudah berada di depan dan saya berdua berada di belakang bersama Riziq.
Sayapun bersandar kepohon yang berada di dekat pohon bambu saya tidak sadar karena saat itu sangat kecapean dan sangat pegal beberapa saat kemudia kita pun melanjutkan pendakian.Â
Suasana pun berubah saat waktu menunjukan 18:00 dan magrib pun tiba kita tidak tepat waktu sampai ke tempat tujuan, kita pun berhenti sejenak dan tidak dapat melaksanakan sholat karena medan yang sangat terjal.Â
Singkat waktu setelah beberapa menit setelah adzan berlalu kita melanjutkan perjalanan. Pada waktu itu cuaca tiba-tiba berubah drastis. Kabut tebal menyelimuti sekeliling kami, membuat jarak pandang menjadi sangat terbatas. Kami harus mengandalkan penerangan senter dan lampu kepala untuk tetap bergerak maju. Meski situasi agak menakutkan, kami tetap bersemangat dan berusaha saling membantu.
Kejadian janggal mulai terjadi
Tak lama kemudian kita sampai di kawasan seperti perkebunan warga yang terdapat beberapa gubuk, kaki saya terasa sangat pegal sekali dan dada sangat sesak tidak tahu apa yang terjadi saya meminta istirahat kembali kepada tiga teman saya,Â
Suasana menjadi sangat hening, dan saya mulai merasa sangat kelelahan kaki saya seperti ada yang menarik dari belakang, sayapun duduk dan beristirahat menyenderkan tubuh pada pohon.
Saya waktu itu menghadap kepada ketiga teman saya dan melihat mereka telihat sangat kaget seperti melihat sesuatu, mereka diam mematung, hening tidak bersuara sama sekali, mereka bertiga bertatapan muka, hanya saya seorang yang tidak tahu apa yang terjadi, sayapun berbicara mulai berbicara
"Kenapa pada diem dah, ada apaan sih?"
"Mending lu bediri Ayo lanjutin bentar lagi sampe, Ayo cepetan! "
Lalu Nasrul menyuruh saya untuk cepat berdiri dan berusaha membopong saya, memberikan sebuah kayu untuk dijadikan tongkat untuk membantu berjalan dan Riziq berada di belakang saya mendorong mengunakan tangannya, Ardiansyah pun berkataÂ