Mohon tunggu...
Anwar Nur Iman
Anwar Nur Iman Mohon Tunggu... Editor - Lelaki tak berberkumis bagai lapangan tanpa rumput.

Pengarang Awam.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Bagaimana Nasib Demokrasi di Tengah Pandemi?

10 Juni 2020   03:03 Diperbarui: 10 Juni 2020   03:05 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pandemi, wabah penyakit yang telah menyebar luas ke berbagai belahan dunia termasuk Negara Indonesia yang berideologi Demokrasi. Lalu, arti Demokrasi yaitu bentuk pemerintahan di mana warga negara tersebut memiliki hak untuk mengemukakan pendapat, stilah ini berasal dari bahasa Yunani (Demoskratos) “kekuasaan rakyat”,  yang dibentuk dari kata (Demos) yang berarti “rakyat” dan (Kratos) yang berarti “kekuasaan”, merujuk pada sistem politik yang muncul pada pertengahan abad ke-5 dan ke-4 SM di negara kota Yunani Kuno, khususnya Athena, menyusul revolusi rakyat pada tahun 508 SM. 

Saat pandemi ini terjadi di Indonesia kebebasan berpendapat sangat dibatasi oleh Pemerintah, kejadian ini terjadi saat mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada ingin melakukan diskusi yang bertajuk “Meluruskan Persoalan Pemberhentian Presiden Ditinjau dari Sistem Ketatanegaraan”. Akan tetapi sebelum diskusi tersebut berjalan  pihak panitia dan narasumber pun mendapatkkan teror dan ancaman pembunuhan, sehingga dibatalkan diskusi tersebut. Lalu, saat kita berpendapat di media sosial akan dianggap makar atau melanggar UU ITE oleh penegak hukum. Beberapa mahasiswa di kampus seluruh Indonesia pun sempat melakukan haknya sebagai warga yang berdemokrasi dengan melakukan demo di sosial media, salah satunya yang dilakukan oleh Togi mahasiswa UBM yang menuntut transparasi dan keringanan pembayaran biaya kuliah, akan tetapi ia dipaksa mengundurkan diri oleh pihak kampus.

Dengan adanya berbagai pemberangusan dalam hak berpendapat, sampai saat ini nasib Negara Indonesia masih sangat dipertanyakan, apakah masih layak disebut sebagai negara berdemokrasi atau tidak? 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun