Mohon tunggu...
Anwar Ibrahim
Anwar Ibrahim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca dan Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Mensyukuri Nikmat

23 Juli 2023   15:00 Diperbarui: 23 Juli 2023   15:04 5202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Jakarta, 23 Juli 2023

Bilal merupakan seorang anak muda yang hidup sederhana di sebuah desa yang terletak di kaki gunung. Meskipun tidak memiliki banyak harta, Bilal memiliki senyum cerah dan manis di wajahnya. Ia adalah seorang yang pandai bersyukur atas segala hal, terkhusus dalam hal-hal kecil yang mungkin sering diabaikan orang lain.

Setiap pagi, setelah beribadah dan ketika mentari baru saja menyapa, Bilal merasakan hangatnya sinar mentari yang masuk melalui jendela kamarnya. Ia pun mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat keindahan pagi. Saat ingin membersihkan tubuhnya (mandi), Bilal menyadari betapa beruntungnya  ia memiliki air bersih untuk membersihkan tubuhnya.

Setelah membersihkan tubuhnya, Bilal berjalan mengelilingi daerah sekitarnya. Di tengah perjalanan, ia selalu berhenti sejenak untuk melihat bunga-bunga indah yang tumbuh di tepi jalan. Ia merasa bahagia dan bersyukur karena di berikan dua bola mata untuk melihat keindahan alam yang begitu indah dan mempesona. Bilal sesekali berhenti sejenak untuk menghirup, menikmati udara segar dan merasakan sentuhan lembut angin di kulitnya. Ia mensyukuri nikmat Tuhan yang selalu memberikan ketenangan dalam hatinya.

Saat di sekolahpun, Bilal selalu bersyukur atas di berikannya kesempatan untuk belajar dan bertemu teman-teman. Ia menghargai setiap pelajaran yang diberikan guru dan berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi lebih baik dari hari sebelumnya. Baginya, di mudahkan dalam memahami suatu ilmu adalah anugerah yang harus di syukuri, dijaga dan dimanfaatkan sebaik mungkin.

Pada saat istirahat, Bilal sering duduk di bawah pohon rindang di halaman sekolah. Ia menyaksikan burung-burung yang terbang di udara. Ia merasa bersyukur karena bisa menyaksikan terbangnya burung-burung itu, meski hanya dari kejauhan.

Saat makan siang, Bilal selalu berterima kasih kepada ibunya yang dengan penuh kasih sayang telah menyiapkan makanan untuknya. Ia tahu betapa berharganya setiap usaha yang dikeluarkan orang tuanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Bilal belajar untuk tidak mengeluh tentang makanan yang ada di siapkan untuknya, karena ia sadar bahwa banyak orang di dunia ini yang tidak seberuntung dirinya.

Setelah pulang sekolah, Bilal membantu orang tuanya membersihkan rumah dan merapikan rumah. Ia merasa bahagia bisa membantu orang tuanya yang telah berjuang keras. Bilal merasa beruntung memiliki keluarga yang saling mendukung dan mencintai.

Malam hari tiba, Bilal berbaring di tempat tidurnya dengan rasa syukur yang mendalam. Sebelum tidur, ia berdoa dan bersyukur atas semua hal kecil dan besar yang telah diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepadanya. Rasa syukur membuat hati Bilal tentram, dan ia merasa hidupnya kaya meski hanya dengan hal-hal sederhana.

Cerita Bilal mengajarkan kita betapa pentingnya mensyukuri hal-hal kecil dalam hidup. Dalam kesederhanaan, kita dapat menemukan kebahagiaan. Mensyukuri setiap nikmat dan anugerah dari Tuhan, baik yang besar maupun yang kecil, akan membawa rasa bahagia dan ketenangan dalam hidup kita.

Tamat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun