Mohon tunggu...
Anwar Albi
Anwar Albi Mohon Tunggu... Calon Dosen STAIN Meulaboh -

Perjalanan Panjang Seorang Anak Manusia Menuju Insan Cita

Selanjutnya

Tutup

Politik

Aceh dan Pemimpin Kita di Masa Depan

26 Maret 2016   01:17 Diperbarui: 26 Maret 2016   12:51 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi: hpttrwhsaputra.blogspot.com"][/caption] "ACEH DAN PEMIMPIN KITA DI MASA DEPAN"

Aceh, 11 tahun yang silam peristiwa bersejarah tercipta untuk rakyat Aceh. Pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh merdeka sepakat untuk berdamai yang telah berkomplik selama 29 tahun, sehingga merenggut hampir 20 ribu jiwa di Aceh pada saat itu.
Melihat kondisi yang cukup menyedihkan, wakil presiden yusuf kala pada saat itu, mengambil inisiatif untuk berdamai dengan pejuang-pejuang GAM di Helsinki, Firlandia 15 agustus 2005. Indonesia di wakili oleh menteri Hukum & Ham (Hamid Awaludin sedangkan dari pihak GAM di wakili oleh Malik Mahmud Alhaytar untuk menandatangani momerendum Of Understanding (MOU) tersebut.
Perdamaian antara GAM & Indonesia pada saat itu bukan murni ada usaha keras dari manusia-manusia yang ada di dunia ini, tetapi melainkan Allah sudah memutuskan sendiri bahwa indonesia & RI harus berdamai dengan jalan terjadi bencana Alam yang cukup dasyat di Aceh yaitu Tsunami sampai merengut puluhan ribu nyawa rakyat Aceh, 26 Desember 2004.


Aceh & RI berpikir perdamaian hal yang paling tepat yang harus di lakukan pada saat itu, Aceh diberikan kekhususan oleh indonesia antara lain, Otonomi khusus & Parlok. Maka para elit-elit politik Aceh di berikan kebebasan memperjuangkan lebih maju dan bermartabat melalui parlok tersebut, ternyata setelah hak itu diberikan oleh indonesia, Aceh berjuang untuk meraih G1 melaui Independen karena parlok pada saat itu masih di godok, tapi pilkada sudah berlangsung. Akhir'a petinggi-petinggi GAM mengusung Irwandi Yusuf melalui Independen, bermacam denamika politik terjadi pada saat itu, akhir'a Irwandi Yusuf terpilih menjadi Gubernur Aceh tahun mengabdi, 2007-2012.
UU memerintahkan untuk memilih Gebernur yang baru, karena masa Jabatan Gubernur Irwandi Yusuf sudah berakhir, banyak program-program strategis Irwandi Yusuf terlaksana dan sampai hari ini masih terasa dalam jiwa-jiwa rakyat Aceh, salah satunya programnya saat itu adalah JKA tanpa di pungut biaya sedikitpun pada saat itu dan Ini benar-benar program pro rakyat.

2012, pemilihan Gebernur Aceh dilaksanakan kembali, banyak calon kandidat yang bermunculan, antara lain Irwandi Yusuf & Doto Zaini yang berpasangan dengan Mualem, Irwandi tidak lagi di usung oleh petinggi-petinggi PA saat itu, karena di masa dia menjadi sebagai Gubernur Aceh di anggap oleh orang-orang Partai Aceh tidak terlalu memperhatikan kepentingan-kepentingan elit-elit Partai Aceh, dia tetap fokus membangun Aceh lebih bermartabat. Irwandi mengambil jalur Independen sebagi calon Gubernur Aceh sedangkan Doto Zaini & Muzakir Manaf (Mualem) di usung melalui Partai Aceh, proses pilkada pada saat itu khususnya pemilihan Gubernur Aceh sempat di tunda beberapa kali yang pada saat itu penjabat Gubernur Aceh Tarmizi Karim mantan Bupati Aceh Utara, akhirnya Gubernur Aceh di menangi oleh Doto Zaini & Muzakir Manaf yang di usung oleh PA, Gubernur Aceh yang sekarang. Banyak janji-janji politiknya kepada rakyat Aceh sudah di ingkari. Mereka sibuk dengan bendera, bendera, bendera. Rakyat kelaparan, janji politik tidak di tepati, program 1 juta per KK tidak teralisasi, dengan alasan hasil migas tidak terpenuhi, katanya indonesia mengkhianati. Sebelum ayo kita senyum dulu supaya tidak terlalu tegang dalam menghayati. Karena itu sudah barang pasti Doto Zaini & Muzakir Manaf sudah di atas angin!!!

Semenjak partai PA terbentuk jadi elit-elit partai Aceh terus berjuang untuk mempertahankan citranya, 2017 sadar atau tidak sadar, mau tidak mau Indonesia memilih Gubernur baru, melalui sistem demokrasi yang di pilih langsung oleh rakyat karana sudah di amanahkan oleh UU. saat ini, sudah mulai bermunculan balon-balon kandidat Gubernur Aceh yaitu Irwandi Yusuf, Doto Zaini, Muzakir Manaf, Apa karya dan Tarmizi Karim ini benar-benar pesta demokrasi yang cukup dasyat dan pertarungan yang sangat ketat. Irwandi, Apa Karya dan Doto Zaini mengambil jalur Independen, yang selama ini kita tau bahwa calon yang tiga ini adalah orang yang cukup berpengaruh dalam Tubuh PA dan cukup anti dengan Independen, ada bencana apa dalam tubuh PA sekarang???

Karena kita tau Doto Zaini dan Apa karya orang yang pertama kali yang cukup ngotot menolak Jalur Independen pada tahun 2012, di saat Irwandi Yusuf mengambil jalur Independen tapi hari ini mereka mengambil jejak Irwandi Yusuf. Nah, rakyat Aceh bisa menilai dan menimbang sebelum mengambil sikap, Aceh ada di tangan rakyat.. bila salah dalam memilih pada saat pemilu berlangsung, maka kesensaraan akan menimpa kita selama 5 (lima) tahun kedapan. Yang pasti,Allah tidak akan mengirim calon pemimpin Aceh kedepan yang sifat dan karakternya tidak sesuai dengan prilaku dan kebiasaan rakyatnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun